Wanita-Wanita Disekeliling Amangkurat I Raja Mataram Islam
loading...
A
A
A
Maka itu, Ratu Wetan mendapat julukan Ratu Malang yang berarti menghalangi istri lainnya. Setelah Ratu Malang melahirkan, cinta Amangkurat I terhadapnya bukannya surut, tetapi malah semakin dalam.
Mencintai saja ternyata tidak cukup bagi Amangkurat I. Tidak puas hanya merampas istri orang, dia memerintahkan untuk membunuh suami Nyi Truntum. Hal ini membuat Nyi Truntum sangat sedih, lalu jatuh sakit dan meninggal.
Karena ditandai dengan gejala muntah-muntah dan buang kotoran encer, Amangkurat I menduga Ratu Malang diracun oleh istri dan selir-selirnya yang lain. Jenazahnya lalu disukabumikan di Gunung Kelir, Pleret, Bantul, Jogja.
Amangkurat I sangat sedih dengan kematian Ratu Wetan. Dia melarang siapapun menutup kuburnya. Siang malam, dia menunggu liang lahat dengan jenazah Ratu Wetan di dalamnya. Dia tidak mempedulikan keratonnya lagi.
Suatu malam, dia bermimpi bahwa Nyi Truntum sudah menemui suaminya yang tewas dibunuh. Setelah itu, dia baru mau kembali ke keraton. Sementara jenazah Ratu Wetan sudah membusuk di liang lahat.
Kisah cinta Amangkurat I lainnya adalah dengan Roro Hoyi, putri Surabaya yang dipelihara dan dipingit Susuhunan Amangkurat I sejak kecil untuk dijadikan selirnya setelah dia dewasa.
Tetapi setelah Roro Hoyi dewasa, Mas Rahmat (Amangkurat II) jatuh cinta kepadanya. Mereka pun berpacaran dan menjalin kasih. Setelah tahu Roro Hoyi adalah calon istri ayahnya, Raden Rahmat sangat sedih dan jatuh sakit.
Saat mengetahui Raden Rahmat jatuh sakit, Pangeran Pekik membawa Roro Hoyi kepada Raden Rahmat, dengan dugaan Amangkurat I akan mengalah kepada anaknya. Namun, setelah diberi tahu malah sebaliknya.
Mencintai saja ternyata tidak cukup bagi Amangkurat I. Tidak puas hanya merampas istri orang, dia memerintahkan untuk membunuh suami Nyi Truntum. Hal ini membuat Nyi Truntum sangat sedih, lalu jatuh sakit dan meninggal.
Karena ditandai dengan gejala muntah-muntah dan buang kotoran encer, Amangkurat I menduga Ratu Malang diracun oleh istri dan selir-selirnya yang lain. Jenazahnya lalu disukabumikan di Gunung Kelir, Pleret, Bantul, Jogja.
Amangkurat I sangat sedih dengan kematian Ratu Wetan. Dia melarang siapapun menutup kuburnya. Siang malam, dia menunggu liang lahat dengan jenazah Ratu Wetan di dalamnya. Dia tidak mempedulikan keratonnya lagi.
Suatu malam, dia bermimpi bahwa Nyi Truntum sudah menemui suaminya yang tewas dibunuh. Setelah itu, dia baru mau kembali ke keraton. Sementara jenazah Ratu Wetan sudah membusuk di liang lahat.
Kisah cinta Amangkurat I lainnya adalah dengan Roro Hoyi, putri Surabaya yang dipelihara dan dipingit Susuhunan Amangkurat I sejak kecil untuk dijadikan selirnya setelah dia dewasa.
Baca Juga
Tetapi setelah Roro Hoyi dewasa, Mas Rahmat (Amangkurat II) jatuh cinta kepadanya. Mereka pun berpacaran dan menjalin kasih. Setelah tahu Roro Hoyi adalah calon istri ayahnya, Raden Rahmat sangat sedih dan jatuh sakit.
Saat mengetahui Raden Rahmat jatuh sakit, Pangeran Pekik membawa Roro Hoyi kepada Raden Rahmat, dengan dugaan Amangkurat I akan mengalah kepada anaknya. Namun, setelah diberi tahu malah sebaliknya.