Hancurkan Pemberontakan Trunojoyo terhadap Mataram, Amangkurat II Serahkan Pesisir Jawa ke VOC Belanda
loading...
A
A
A
TRUNOJOYO. Namanya diabadikan menjadi jalan, hotel, dan tempat di Indonesia. Tetapi siapakah yang tahu dan masih mengenalnya kini? Sosok yang dianggap pemberontak oleh Belanda dan pahlawan bagi rakyat jelata.
Untuk menyegarkan kembali ingatan terhadap sosok pejuang dari Madura ini, berikut ulasan singkat Cerita Pagi.
Trunojoyo yang dikenal saat ini, merupakan seorang pangeran dari Madura. Namanya Raden Trunojoyo. Dia adalah putra dari Raden Demang Mloyo Kusumo atau Raden Maluyo, anak ketiga dari Cakraningrat I atau Raden Praseno.
Adapun, Cakraningrat I (1624-1648) merupakan gelar yang diberikan Sultan Agung kepada adik iparnya sewaktu diserahi amanah menjadi penguasa Madura, yang tetap harus tunduk dan patuh terhadap Kerajaan Mataram di Jawa.
Pada akhir masa pemerintahan Amangkurat I (1646-1677), Pangeran Trunojoyo melakukan pemberontakan di Arosbaya, Bangkalan, Madura. Pemberontakan ini berlangsung hebat dan berhasil melengserkan Amangkurat I.
Perlu digaris bawahi, cap pemberontak dialamatkan kepada siapa saja yang berani melawan kekuasaan Belanda. Selain Trunojoyo, cap pemberontak juga dialamatkan terhadap Untung Suropati (1645-1706) dan Pangeran Diponegoro.
Adapun, sedikit latar belakang pemberontakan itu adalah kekuasaan Amangkurat I yang menindas. Banyak rakyat yang membencinya, karena dia terkenal kejam. Sehingga, Mataram saat itu telah kehilangan pamornya.
Salah satu kekejaman yang paling mengerikan dari Amangkurat I adalah pembantaian terhadap ribuan ulama. Dia memerintahkan para ulama Sunni yang pernah belajar di Giri Kedaton dikumpulkan, kemudian dibunuh secara massal.
Untuk menyegarkan kembali ingatan terhadap sosok pejuang dari Madura ini, berikut ulasan singkat Cerita Pagi.
Trunojoyo yang dikenal saat ini, merupakan seorang pangeran dari Madura. Namanya Raden Trunojoyo. Dia adalah putra dari Raden Demang Mloyo Kusumo atau Raden Maluyo, anak ketiga dari Cakraningrat I atau Raden Praseno.
Adapun, Cakraningrat I (1624-1648) merupakan gelar yang diberikan Sultan Agung kepada adik iparnya sewaktu diserahi amanah menjadi penguasa Madura, yang tetap harus tunduk dan patuh terhadap Kerajaan Mataram di Jawa.
Pada akhir masa pemerintahan Amangkurat I (1646-1677), Pangeran Trunojoyo melakukan pemberontakan di Arosbaya, Bangkalan, Madura. Pemberontakan ini berlangsung hebat dan berhasil melengserkan Amangkurat I.
Perlu digaris bawahi, cap pemberontak dialamatkan kepada siapa saja yang berani melawan kekuasaan Belanda. Selain Trunojoyo, cap pemberontak juga dialamatkan terhadap Untung Suropati (1645-1706) dan Pangeran Diponegoro.
Adapun, sedikit latar belakang pemberontakan itu adalah kekuasaan Amangkurat I yang menindas. Banyak rakyat yang membencinya, karena dia terkenal kejam. Sehingga, Mataram saat itu telah kehilangan pamornya.
Salah satu kekejaman yang paling mengerikan dari Amangkurat I adalah pembantaian terhadap ribuan ulama. Dia memerintahkan para ulama Sunni yang pernah belajar di Giri Kedaton dikumpulkan, kemudian dibunuh secara massal.