Kisah Raja Mataram Ikut Campur Pemerintahan Galuh Akibat Konflik Internal

Senin, 17 Februari 2025 - 07:03 WIB
loading...
Kisah Raja Mataram Ikut...
Kerajaan di tanah Sunda kembali pecah akibat perang saudara. Foto/Ilustrasi/@ainusantara
A A A
KISAH Raja Mataram ikut campur Pemerintahan Galuh akibat konflik internal diulas dalam artikel ini. Kerajaan di tanah Sunda kembali pecah akibat perang saudara.

Kerajaan Galuh yang mulai merintis kejayaan ketika itu dilanda perang hebat hingga membuat terpecah kembali, setelah sebelumnya bersatu. Adapun penyebab peperangan itu tak lain karena Kerajaan Galuh sempat diserbu oleh Ciung Wanara atau Manarah dari Tamperan yang tengah berkuasa sebagai Raja Galuh.

Sang raja dijabat oleh Tamperan kala itu sedang asyik menyabung ayam membuatnya lengah dan ditawan. Di malam hari Banga, dibebaskan oleh pasukan Manarah mencoba membebaskan Tamperan dan istrinya itu.



Akan tetapi, hal ini diketahui oleh beberapa prajurit yang sedang berjaga, hingga mendatangkan Manarah yang ada di dalam keraton. Raja Tamperan dan Permaisuri Pangrenyep melarikan diri dan dikejar pasukan Ciung Wanara sembari memasang panah.

Pada akhirnya raja dan permaisuri harus menyerah, atas anak panas yang menancap di punggungnya. Sedangkan Banga bertarung melawan Ciung Wanara dan akhirnya Banga harus mengalami kekalahan.

Berita kematian Tamperan dan istrinya didengar oleh Sanjaya yang pada waktu sudah memerintah di Kerajaan Mataram Kuno Jawa Tengah. Sanjaya yang pernah berkuasa di Kerajaan Galuh mencoba mencari solusi gejolak di Kerajaan Galuh yang pernah ia pimpinnya, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran".

Tentu menjadikan masalah semakin berlarut dan sulit dibendung, tetapi Ciung Wanara sebelumnya sudah mengantisipasi dengan mengumpulkan pasukan Indrapahasta di Wanagiri, Kuningan dan sekitarnya yang tergabung dalam barisan anti-Sanjaya.

Perang besar sesama keturunan Wretikandayun berlanjut yang menewaskan banyak bala tentara. Tapi akhirnya perang bisa dilerai atas keberadaan Raja Resi Demunawan.

Perdamaian itu tidak cuma-cuma, namun disertai beberapa perjanjian yang disepakati kedua belah pihak. Poin kesepakatan perdamaian itu di antaranya Galuh tetap diserahkan kepada Manarah atau Ciung Wanara dan Sunda diserahkan kepada Banga.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7995 seconds (0.1#10.24)