Di Podcast Live Kejati Sulsel, Komjak Singgung Penguatan Peran Jaksa
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Program unggulan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel , podcast live yang disiarkan melalui akun YouTube resminya, Kamis sore tadi menghadirkan secara langsung salah satu Komisioner Komisi Kejaksaan (Komjak), Batara Ibnu Reza dan Ketua PJI Sulsel, Yudi Indra.
Dipandu Kepala Bagian Tata Usaha Kejati Sulsel, Priyambudi, Batara Ibnu Reza yang tampil sebagai salah satu narasumber banyak menyinggung terkait penguatan peran jaksa dalam sistem hukum.
Kata dia, jaksa punya peranan penting dalam penegakan hukum, peranannya sebagai penuntut umum dan jaksa pengacara negara, seharusnya menjadikan Kejaksaan sebagai lembaga independen.
"Independen itu apa? Nah inilah yang seharusnya diupayakan. Kita maunya peran Jaksa Agung dikembalikan dan lebih dikuatkan. Tidak lagi bersinggungan dengan sistem yang politis. Saya yakin banyak jaksa yang menginginkan hal itu," singgungnya.
Sementara itu Ketua Persatuan Jaksa Indonesia (PJI) Sulsel, Yudi Indra yang juga merupakan Asisten Tindak Pidana Khusus, tak menampik hal tersebut. Ia beranggapan upaya itu bukan tidak mungkin dapat terwujud ketika jaksa juga berhasil mendapatkan dukungan dari para stakeholder.
"Itu dalam hal untuk mendapatkan dukungan politik. Dengan tujuan untuk melakukan suatu perubahan secara konstitusional, mungkin dengan para anggota DPRD, atau dengan pihak-pihak lainnya yang dapat mendukung langkah maju tersebut," ujarnya.
Diketahui jelang Hari Bhakti Adhyaksa 22 Juli nanti, Kejati Sulsel berharap mendapatkan predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), sejumlah program unggulan terus digalakkan, termasuk program dialog interaktif yang dipublikasikan secara langsung melalui akun-akun resmi Kejati Sulsel.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Firdaus Dewilmar sebelumnya optimistis, predikat bergengsi WBBM bukan tidak mungkin akan diraih tahun ini. Pasalnya modal besar perdikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) tahun 2019 lalu telah dikantongi. Sehingga saat ini predikat bergengsi WBBM begitu antusias dicapainya.
"Komitmen kita begitu kuat, tidak hanya dari kalangan pimpinan, para pegawai bahkan sangat antusias dan berkomitmen tinggi," pungkasnya.
Dipandu Kepala Bagian Tata Usaha Kejati Sulsel, Priyambudi, Batara Ibnu Reza yang tampil sebagai salah satu narasumber banyak menyinggung terkait penguatan peran jaksa dalam sistem hukum.
Kata dia, jaksa punya peranan penting dalam penegakan hukum, peranannya sebagai penuntut umum dan jaksa pengacara negara, seharusnya menjadikan Kejaksaan sebagai lembaga independen.
"Independen itu apa? Nah inilah yang seharusnya diupayakan. Kita maunya peran Jaksa Agung dikembalikan dan lebih dikuatkan. Tidak lagi bersinggungan dengan sistem yang politis. Saya yakin banyak jaksa yang menginginkan hal itu," singgungnya.
Sementara itu Ketua Persatuan Jaksa Indonesia (PJI) Sulsel, Yudi Indra yang juga merupakan Asisten Tindak Pidana Khusus, tak menampik hal tersebut. Ia beranggapan upaya itu bukan tidak mungkin dapat terwujud ketika jaksa juga berhasil mendapatkan dukungan dari para stakeholder.
"Itu dalam hal untuk mendapatkan dukungan politik. Dengan tujuan untuk melakukan suatu perubahan secara konstitusional, mungkin dengan para anggota DPRD, atau dengan pihak-pihak lainnya yang dapat mendukung langkah maju tersebut," ujarnya.
Diketahui jelang Hari Bhakti Adhyaksa 22 Juli nanti, Kejati Sulsel berharap mendapatkan predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), sejumlah program unggulan terus digalakkan, termasuk program dialog interaktif yang dipublikasikan secara langsung melalui akun-akun resmi Kejati Sulsel.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Firdaus Dewilmar sebelumnya optimistis, predikat bergengsi WBBM bukan tidak mungkin akan diraih tahun ini. Pasalnya modal besar perdikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) tahun 2019 lalu telah dikantongi. Sehingga saat ini predikat bergengsi WBBM begitu antusias dicapainya.
"Komitmen kita begitu kuat, tidak hanya dari kalangan pimpinan, para pegawai bahkan sangat antusias dan berkomitmen tinggi," pungkasnya.
(luq)