Senyum Aulia dan Jalan Cadas Merawat Kebahagiaan di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
Aulia yang masih belia dan masih duduk di bangku kelas 5 SD pun lebih tegar. Awal ketika kedua orang tuanya meninggal karena COVID-19, ia sempat tak mau diajak bicara. Perasaannya terpukul, kesadarannya belum bisa pulih ketika membayangkan wajah ibunya. Orang yang dicintai pergi untuk selamanya.
Sesekali ia masih berharap ibunya muncul dari pintu dapur, membawakannya sepiring makanan dan mereka larut dalam obrolan seputar sekolah dan teman bermain. Ibunya paling suka untuk membuatkannya teh hangat di pagi hari, katanya biar tidak masuk angin. "Pokoknya sekarang harus sekolah, ada mas juga yang bisa jaga Aulia," kata Aulia dengan senyum kecilnya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, sampai saat ini pihaknya masih mendata berapa banyak warga yang menjadi yatim, piatu, dan yatim piatu karena pandemi COVID-19. Forkopimda Kota Surabaya sepakat untuk berjuang habis-habisan demi kepentingan masyarakat.
Berbagai kendala maupun kebutuhan bagi anak-anak yatim maupun yatim-oiatu karena ditinggak orang tuanya meninggal dunia akan terus dipenuhi. Bahkan, pihaknya menyiapkan asrama bagi anak-anak yang rumahnya tidak layak huni. Tidak hanya itu, pemkot juga akan menjamin pendidikan mereka hingga jenjang kuliah.
"Kita akan berikan asrama jika tidak punya rumah atau rumahnya tidak memenuhi, mereka bisa tinggal di asrama. Kita juga akan biayai pendidikannya sampai dengan kuliah. Sehingga, anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya ini masih merasa mempunyai keluarga besar, yaitu keluarga besar Kota Surabaya," kata Eri.
Tercatat, sampai hari ini ada 1.258 anak yang ditinggal orang tuanya karena terdampak pandemi COVID-19. Mereka terus dilakukan intervensi untuk memastikan sehat, tetap sekolah dan memperoleh kehidupan yang layak. Proses intervensi itu mulai dari bantuan terkait administrasi kependudukan, kesehatan, permakanan hingga bidang pendidikan.
Ribuan anak yang menjadi yatim piatu karena ditinggalkan orang tuanya setelah terpaoar COVID-19 kini terus dipantau. Salah satunya anak-anak yang tak lagi memiliki keluarga untuk mengasuh. UPTD Kalijudan disiapkan untuk menjadi tempat pengasuhan anak-anak.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP5A Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menuturkan, saat ini Pemkot Surabaya juga tengah memikirkan terkait pengasuhan dari anak-anak tersebut. Utamanya, terhadap anak di bawah umur yang kedua orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19.
Sesekali ia masih berharap ibunya muncul dari pintu dapur, membawakannya sepiring makanan dan mereka larut dalam obrolan seputar sekolah dan teman bermain. Ibunya paling suka untuk membuatkannya teh hangat di pagi hari, katanya biar tidak masuk angin. "Pokoknya sekarang harus sekolah, ada mas juga yang bisa jaga Aulia," kata Aulia dengan senyum kecilnya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, sampai saat ini pihaknya masih mendata berapa banyak warga yang menjadi yatim, piatu, dan yatim piatu karena pandemi COVID-19. Forkopimda Kota Surabaya sepakat untuk berjuang habis-habisan demi kepentingan masyarakat.
Berbagai kendala maupun kebutuhan bagi anak-anak yatim maupun yatim-oiatu karena ditinggak orang tuanya meninggal dunia akan terus dipenuhi. Bahkan, pihaknya menyiapkan asrama bagi anak-anak yang rumahnya tidak layak huni. Tidak hanya itu, pemkot juga akan menjamin pendidikan mereka hingga jenjang kuliah.
"Kita akan berikan asrama jika tidak punya rumah atau rumahnya tidak memenuhi, mereka bisa tinggal di asrama. Kita juga akan biayai pendidikannya sampai dengan kuliah. Sehingga, anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya ini masih merasa mempunyai keluarga besar, yaitu keluarga besar Kota Surabaya," kata Eri.
Tercatat, sampai hari ini ada 1.258 anak yang ditinggal orang tuanya karena terdampak pandemi COVID-19. Mereka terus dilakukan intervensi untuk memastikan sehat, tetap sekolah dan memperoleh kehidupan yang layak. Proses intervensi itu mulai dari bantuan terkait administrasi kependudukan, kesehatan, permakanan hingga bidang pendidikan.
Ribuan anak yang menjadi yatim piatu karena ditinggalkan orang tuanya setelah terpaoar COVID-19 kini terus dipantau. Salah satunya anak-anak yang tak lagi memiliki keluarga untuk mengasuh. UPTD Kalijudan disiapkan untuk menjadi tempat pengasuhan anak-anak.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP5A Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menuturkan, saat ini Pemkot Surabaya juga tengah memikirkan terkait pengasuhan dari anak-anak tersebut. Utamanya, terhadap anak di bawah umur yang kedua orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19.