Senyum Aulia dan Jalan Cadas Merawat Kebahagiaan di Tengah Pandemi

Selasa, 30 November 2021 - 22:21 WIB
loading...
A A A
Mereka masih bercakap ringan dengan begitu renyah, kedua perempuan itu merupakan utusan dari Pemkot Surabaya yang setiap hari mendatangi rumahnya, untuk mengantarkan makanan dan memastikan anak-anak sehat.



Hery langsung menyantap makanan itu. Menu nasi pecel dengan telor balado serta tempe bacem yang dipadukan bersama sambal terasi dan peyek ikan teri langsung dilahapnya. "Tiap hari dikirim makanan dari pemkot, nanti siang pukul 12.00 WIB serta ketika sore menjelang maghrib," ucapnya.

Sejak kedua orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19, Hery dan kedua adiknya hidup sendirian di rumah. Mereka membagi peran untuk bisa saling menebar senyuman. Mereka tak ingin menyerah dalam kehidupan, semua yang terjadi dalam kehidupan mereka menjadi bagian yang harus terus disyukuri.

Hery sendiri saat ini masih terus merawat mimpinya untuk terus bersekolah. Wasiat dari bapak, Alm Segianto dan ibunya, Almarhumah Deti Susanto yang ingin semua anak-anaknya menyelesaikan pendidikan. "Biar untuk pegangan hidup, kata bapak begitu sejak dulu," katanya.

Ia pun memilih untuk melanjutkan sekolah di SMKN 5 Surabaya. Jurusan listrik diambilnya sebagai bekal dalam pengembangan soft skill ke depan. "Almarhum bapak dan ibu ingin banget lihat anaknya sekolah di SMK," sambungnya.

Anak berbadan tegap itu kemudian bercerita, dulu ketika bapaknya yang berprofesi sebagai sopir memiliki cita-cita ketiga anaknya hidup bahagia. Beberapa kali temannya datang ke rumah dan menyarankan Hery untuk menekuni dunia kelistrikan. "Banyak peluang untuk pekerjaan. Bapak dan ibu tiap malam selalu berdoa biar saya bisa sekolah di SMK, akhirnya doa itu terwujud," ucapnya.



Hery dan kedua adiknya yakni Sigit Budianto dan Aulia Marisa bisa terus bersekolah berkat biaya yang diberikan Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan. Hery bisa melanjutkan pendidikan di bangku SMK, Sigit bisa melanjutkan di bangku SMP serta adik bungsunya, Aulia bisa melanjutkan pendidikan di bangku SD.

Mereka bertiga kini memulai kehidupan baru tanpa kedua orang tua. Tanpa ada pelukan hangat yang diberikan di malam hari, tanpa ada dongeng yang disampaikan menjelang tidur dan tidak ada orang yang mengingatkan untuk belajar. "Kami tak mau menyerah, alhamdulilah biaya sekolah tak lagi bayar. Untuk makan juga sudah diberikan. Tetangga juga baik dan selalu membantu," katanya.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3608 seconds (0.1#10.140)