Sejarah Kerajaan Majapahit, Daftar Raja, Kejayaan, Peninggalan, dan Warisan yang Memengaruhi Nusantara

Rabu, 15 Januari 2025 - 09:06 WIB
loading...
A A A
Hayam Wuruk (1350-1389): Salah satu raja terbesar dalam sejarah Majapahit. Di bawah kepemimpinannya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya, baik dalam hal politik, ekonomi, maupun budaya. Ia didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada yang memimpin kerajaan dengan visi besar.

Wikramawardhana (1390-1429): Putra mahkota yang menggantikan ayahnya, Hayam Wuruk. Meskipun ia tidak terlalu terkenal dalam sejarah, Wikramawardhana memainkan peran penting dalam mempertahankan stabilitas kerajaan setelah kematian Hayam Wuruk.

Daftar Perdana Menteri Majapahit

1. Nambi (1294 - 1316)

Nambi adalah patih pertama yang tercatat dalam sejarah Majapahit. Beliau menjabat sebagai Dharmaputra mulai tahun 1294 hingga 1316, yang tercatat dalam Prasasti Sukamerta pada tahun 1296 M. Sebagai perdana menteri, Nambi memiliki tugas penting dalam pengaturan administrasi kerajaan di bawah pemerintahan Raja Kertanegara.

2. Dyah Halayuda (Mahapati) (1316 - 1323)


Dyah Halayuda yang juga dikenal dengan gelar Mahapati, menjabat sebagai Mahamentri Katrini mulai tahun 1316 hingga 1323. Gelar ini tercatat dalam Prasasti Sidateka tahun 1323 M. Selama masa pemerintahannya, Dyah Halayuda banyak berperan dalam memperkuat stabilitas politik Majapahit dan menjaga kedamaian dalam kerajaan.

3. Arya Tadah (Empu Krewes) (1323 - 1330)


Setelah Dyah Halayuda, jabatan patih diambil alih oleh Arya Tadah, yang dikenal juga sebagai Empu Krewes. Beliau menjabat dari tahun 1323 hingga 1330, dengan rekam jejak yang tercatat dalam Prasasti Berumbung (1329 M). Arya Tadah berperan penting dalam menjaga kekuatan militer dan administrasi kerajaan Majapahit.

4. Mpu Nala (1330 - 1334)


Mpu Nala menjabat sebagai patih Majapahit antara tahun 1330 dan 1334, dan tercatat dalam Prasasti Palungan tahun 1330 M. Sebagai seorang ahli dalam bidang administratif, Mpu Nala berperan dalam penguatan struktur pemerintahan yang semakin berkembang pada masa pemerintahan Raja Jayanegara.

5. Gajah Mada (1334 - 1364)


Salah satu patih yang paling legendaris dalam sejarah Kerajaan Majapahit adalah Gajah Mada. Beliau menjabat dari tahun 1334 hingga 1364 dan dikenal dengan julukan Patih Daha. Keberhasilan Gajah Mada dalam mempersatukan Nusantara dan mengembangkan kekuasaan Majapahit sangat tercatat dalam berbagai sumber sejarah, termasuk Prasasti Batur, Prasasti Bendasari, Pararaton, dan Negarakertagama. Peranannya dalam memajukan Majapahit menjadikannya salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Indonesia.

6. Gajah Enggon (1367 - 1398)


Setelah Gajah Mada, Gajah Enggon menggantikan posisinya sebagai Bhayangkara pada tahun 1367 hingga 1398. Nama Gajah Enggon tercatat dalam Kitab Pararaton, di mana beliau bertanggung jawab atas pengelolaan pasukan dan keamanan kerajaan.

7. Gajah Manguri (1398 - 1410)


Gajah Manguri meneruskan kepemimpinan sebagai Bhayangkara dari tahun 1398 hingga 1410. Beliau juga tercatat dalam Pararaton, dan dikenal sebagai patih yang berperan dalam pengawasan dan pengaturan politik dalam kerajaan.

8. Gajah Lembana (1410 - 1413)


Gajah Lembana menjabat sebagai Bhayangkara antara tahun 1410 hingga 1413. Nama beliau juga tercatat dalam Kitab Pararaton, dan selama masa pemerintahannya, ia bertanggung jawab atas urusan keamaman serta stabilitas politik di Majapahit.

9. Tanaka (1413 - ....)


Tanaka menjabat sebagai Bhayangkara setelah Gajah Lembana pada tahun 1413. Walaupun tidak banyak informasi yang tersisa mengenai Tanaka, namanya tetap tercatat dalam Pararaton sebagai bagian dari jajaran perdana menteri Majapahit.

10. Gajah Geger (1447)


Gajah Geger tercatat dalam Prasasti Waringin Pitu tahun 1447 M sebagai seorang patih yang menjabat pada periode terakhir kejayaan Majapahit. Keberadaan beliau sebagai patih menunjukkan bahwa kekuasaan Majapahit mulai memasuki masa-masa akhir kejayaannya.

11. Wahan (.... - 1498)

Wahan, seorang patih yang tercatat dalam Babad Tanah Jawi, menjabat dari periode yang tidak diketahui hingga tahun 1498. Selama masa pemerintahannya, Majapahit mulai menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal.

12. Udara (1498 - 1518)


Udara adalah patih yang tercatat dalam Babad Tanah Jawi dan Suma Oriental. Beliau menjabat dari tahun 1498 hingga 1518, yang menandai periode menurunnya kejayaan Majapahit akibat tekanan dari kerajaan-kerajaan sekitar, termasuk Islam yang mulai berkembang di Nusantara.

Jabatan patih di Kerajaan Majapahit tidak hanya berfokus pada aspek pemerintahan, tetapi juga mencakup aspek militer dan hubungan antar kerajaan.

Patih-patih yang tercatat dalam sejarah ini memainkan peran penting dalam menjaga kelangsungan Majapahit sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara pada masanya. Sebagian besar informasi mengenai para patih ini dapat ditemukan dalam Kitab Pararaton dan berbagai prasasti yang ditemukan di berbagai situs bersejarah.

Peninggalan Kerajaan Majapahit


Kerajaan Majapahit meninggalkan berbagai peninggalan yang menjadi bukti kejayaan dan kebesaran kerajaan ini.

Peninggalan tersebut meliputi candi, situs, karya sastra dan serta prasasti yang memberikan gambaran terhadap kehidupan dan kebudayaan Majapahit.

Berikut Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit


1. Candi Brahu

Candi Brahu terletak di Trowulan, Mojokerto, dan diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Candi ini diperkirakan digunakan sebagai tempat pemujaan dan sebagai tempat peristirahatan raja. Bentuk arsitekturnya yang megah dengan struktur bertingkat menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat pada masa itu.

2. Candi Penataran

Candi Penataran terletak di Blitar dan merupakan salah satu candi terbesar dan paling terkenal dari era Majapahit. Candi ini dikenal dengan relief-relief yang menceritakan berbagai kisah mitologi Hindu dan sejarah kerajaan Majapahit, termasuk kisah-kisah dari epos Ramayana dan Mahabharata.

3. Candi Sukuh

Terletak di lereng Gunung Lawu, Candi Sukuh memiliki keunikan dibandingkan dengan candi-candi lainnya di Jawa Timur. Candi ini memiliki bentuk arsitektur yang lebih sederhana dan simbolisme seksual yang lebih dominan, yang diyakini mencerminkan kepercayaan keagamaan dan filosofi yang berkembang di Majapahit.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5186 seconds (0.1#10.24)