Sejarah Kerajaan Majapahit, Daftar Raja, Kejayaan, Peninggalan, dan Warisan yang Memengaruhi Nusantara

Rabu, 15 Januari 2025 - 09:06 WIB
loading...
A A A
Dengan bantuan pasukan Mongol, Raden Wijaya berhasil menggulingkan Jayakatwang, yang sebelumnya menguasai wilayah tersebut. Setelah itu, Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit pada tahun 1293, yang kemudian menjadi salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara.

Setelah kematian ibundanya, Rajapatni, pada tahun 1350, Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi menggantikan posisi ibunya sebagai ratu Majapahit.

Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, yang kemudian dikenal dengan Sumpah Palapa yang mewujudkan ambisi untuk memperluas wilayah Majapahit. Setelah kematian Tribhuwana pada tahun 1350, putranya, Hayam Wuruk, mengambil alih tahta dan memimpin Majapahit menuju puncak kejayaannya.

Kejayaan Majapahit yang berlangsung selama lebih dari satu abad meninggalkan warisan yang sangat besar, baik dalam budaya, agama, maupun politik di Nusantara. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit menjadi simbol kemakmuran dan kejayaan, yang tidak hanya mempengaruhi wilayah Nusantara, tetapi juga negara-negara tetangga.

Hingga kini, sejarah Majapahit tetap menjadi bagian penting dalam pembentukan identitas Indonesia sebagai bangsa yang besar di Asia Tenggara.

Dengan demikian, puncak kejayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada merupakan tonggak sejarah penting dalam perkembangan kerajaan dan kebudayaan di Nusantara. Sejarah ini menjadi bukti nyata kekuatan dan kebesaran Majapahit sebagai kerajaan yang menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara.

Penyebab Keruntuhan Majapahit


Kerajaan Majapahit, yang mencapai puncaknya pada abad ke-14, mengalami kemunduran yang signifikan setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389. Kepergian Hayam Wuruk menandai awal dari perpecahan internal di dalam kerajaan, terutama terkait dengan perebutan takhta yang mengarah pada disintegrasi kekuasaan Majapahit.

Konflik internal ini memberikan dampak besar bagi wilayah-wilayah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Majapahit, termasuk daerah-daerah strategis seperti utara Sumatra dan Semenanjung Malaya yang akhirnya memilih untuk merdeka. Selain itu, Semenanjung Malaya menjadi titik persaingan antara Majapahit dan Kerajaan Ayutthaya, hingga pada akhirnya muncul Kesultanan Malaka yang mendapat dukungan dari Dinasti Ming Tiongkok untuk mengatasi konflik yang terus berlangsung.

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit adalah salah satu kekuatan terbesar di Asia Tenggara, namun setelah kematiannya, situasi politik dalam negeri terganggu oleh ambisi keluarga kerajaan dan perebutan kekuasaan. Pewaris sah Hayam Wuruk, Kusumawardhani, menikahi sepupunya, Pangeran Wikramawardhana.

Namun tidak lama setelah itu, muncul tantangan dari Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selirnya yang menuntut hak atas takhta. Konflik ini dikenal dengan nama Perang Regreg yang terjadi antara tahun 1404 hingga 1406, dan berakhir dengan kemenangan Wikramawardhana, sementara Wirabhumi dihukum mati. Meski demikian, perang saudara ini telah melemahkan kekuasaan Majapahit, dan kerajaan mulai kehilangan kendali atas wilayah-wilayah taklukannya.

Selama pemerintahan Wikramawardhana, ekspedisi laut dari Dinasti Ming yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho, seorang jenderal Muslim dari Tiongkok, mengunjungi Jawa beberapa kali antara tahun 1405 hingga 1433. Ekspedisi ini membawa dampak besar, karena mereka mendirikan komunitas Muslim di kota-kota pelabuhan Jawa Utara seperti Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel, yang turut memperkenalkan Islam di pesisir utara Jawa.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4567 seconds (0.1#10.24)