Kisah Kerajaan di Sulsel Gempur Gabungan Pasukan Belanda dan Sidenreng
loading...

Perlawanan di Sulawesi Selatan (Sulsel) terhadap Belanda tak hanya dikobarkan Sultan Hasanuddin. Beberapa kerajaan juga turut berperang melawan penindasan kolonial Belanda. Foto: Ist
A
A
A
PERLAWANANdi Sulawesi Selatan (Sulsel) terhadap Belanda tak hanya dikobarkan Sultan Hasanuddin. Beberapa kerajaan juga turut berperang melawan penindasan pemerintahan Belanda. Di daerah Suppa, pasukan kerajaan dan rakyat bersiap menghadapi kedatangan tentara Belanda.
Pada 4 Agustus 1824 pasukan Belanda di bawah pimpinan Letnan Laut Buys mendarat di Pare-Pare yaitu kota pelabuhan yang terletak beberapa kilometer berlokasi sebelah selatan Suppa. Kedatangan mereka disambut prajurit Suppa dengan perlawanan yang kuat.
Karena kekuatan Belanda yang kecil, pasukan itu akhirnya meminta bantuan dan diberikan tambahan pasukan oleh negara Sidenreng yang berkoalisi dengan Belanda. Namun, kekuatan pasukan Suppa dan koalisi rakyatnya membuat Belanda gigit jari.
Dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia", pasukan Kerajaan Suppa berhasil mempertahankan dari serangan Belanda. Pasukan berjumlah 4.000 orang itu lebih siap menghadapi serangan pasukan kompeni.
Bahkan, Belanda yang dipimpin Letnan Kolonel Reeder menderita kekalahan dan meninggalkan dua opsir, 11 orang serdadu, dan 31 orang luka-luka. Di sinilah gigihnya pertempuran pasukan Kerajaan Suppa yang kini masuk wilayah Pinrang, Sulawesi Selatan.
Mereka dapat mengalahkan pasukan gabungan Belanda dan Sidenreng yang persenjataannya lebih bagus meskipun secara jumlah juga di bawahnya. Kekalahan yang diderita pasukan Belanda itu menyadarkan pimpinan militer yang berkedudukan di Makassar bahwa Suppa cukup sulit ditaklukkan oleh pasukan ekspedisi yang dikirimkannya.
Kesadaran itu mendorong pimpinan militer Belanda berusaha membangun kembali kekuatan pasukan gabungannya dengan kerajaan Sidenreng untuk dikirimkan ke Suppa. Penyerangan ke Suppa dilakukan pada Agustus 1824.
Sayang lagi-lagi penyerangan itu kelihatan dengan jelas kelemahan kekuatan pasukan Belanda. Dengan kekuatan yang hanya terdiri atas 270 orang, de Stuers sebagai pemimpin pasukan Belanda harus berusaha sekuat tenaga mempertahankan kubu pertahanannya.
Pada 4 Agustus 1824 pasukan Belanda di bawah pimpinan Letnan Laut Buys mendarat di Pare-Pare yaitu kota pelabuhan yang terletak beberapa kilometer berlokasi sebelah selatan Suppa. Kedatangan mereka disambut prajurit Suppa dengan perlawanan yang kuat.
Karena kekuatan Belanda yang kecil, pasukan itu akhirnya meminta bantuan dan diberikan tambahan pasukan oleh negara Sidenreng yang berkoalisi dengan Belanda. Namun, kekuatan pasukan Suppa dan koalisi rakyatnya membuat Belanda gigit jari.
Dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia", pasukan Kerajaan Suppa berhasil mempertahankan dari serangan Belanda. Pasukan berjumlah 4.000 orang itu lebih siap menghadapi serangan pasukan kompeni.
Bahkan, Belanda yang dipimpin Letnan Kolonel Reeder menderita kekalahan dan meninggalkan dua opsir, 11 orang serdadu, dan 31 orang luka-luka. Di sinilah gigihnya pertempuran pasukan Kerajaan Suppa yang kini masuk wilayah Pinrang, Sulawesi Selatan.
Mereka dapat mengalahkan pasukan gabungan Belanda dan Sidenreng yang persenjataannya lebih bagus meskipun secara jumlah juga di bawahnya. Kekalahan yang diderita pasukan Belanda itu menyadarkan pimpinan militer yang berkedudukan di Makassar bahwa Suppa cukup sulit ditaklukkan oleh pasukan ekspedisi yang dikirimkannya.
Kesadaran itu mendorong pimpinan militer Belanda berusaha membangun kembali kekuatan pasukan gabungannya dengan kerajaan Sidenreng untuk dikirimkan ke Suppa. Penyerangan ke Suppa dilakukan pada Agustus 1824.
Sayang lagi-lagi penyerangan itu kelihatan dengan jelas kelemahan kekuatan pasukan Belanda. Dengan kekuatan yang hanya terdiri atas 270 orang, de Stuers sebagai pemimpin pasukan Belanda harus berusaha sekuat tenaga mempertahankan kubu pertahanannya.
(jon)