Keris Kiai Ageng Bondoyudo, Jimat yang Dikubur bersama Jasad Pangeran Diponegoro
loading...
A
A
A
Sarutomo merupakan nama yang terilhami dari Pasopati, senjata pamungkas Arjuna, tokoh Pandawa dalam kisah pewayangan Mahabarata. Oleh Diponegoro, mata panah itu lantas diubah menjadi sebilah belati.
Awalnya, belati itu dibawa oleh istri keempat Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Maduretno atau Ratu Ayu Kedaton.
“Di penghujung tahun 1827, belati itu dilebur dengan dua senjata pusaka lain untuk membuat satu keris pusaka yang diberi nama Kiai Ageng Bondoyudo,” sambung Peter Carey.
Kiai Ageng Bondoyudo memiliki perwujudan ramping, tanpa lekukan. Dalam ulasan yang lalu, budayawan Kediri, Imam Mubarok mengatakan, bentuk keris seperti itu merupakan perpaduan antara gaya Majapahit dan Mataram.
Bentuk ramping Kiai Bondoyudo merupakan ciri khas tangguh Mageti. Dalam dunia perkerisan, tangguh adalah istilah untuk menyebut asal-usul keris pusaka dibuat.
"Tangguh melibatkan ciri khas, format atau model dari daerah asal keris dicipta. Sedang Mageti adalah penisbatan pada daerah Magetan, Jawa Timur. Makanya, penyebutannya Bondoyudo Tangguh Mageti,” jelasnya.
Dilanjutkan Imam Mubarok, leris Kiai Ageng Bondoyudo dibuat oleh Mpu Guno Sasmito atau Ki Guno Sasmito, yakni empu yang bertempat tinggal di Tegalrejo, Kabupaten Magetan.
Mpu Guno Sasmito merupakan dzurriyah (keturunan) Mpu Supodriyo atau Mpu Supo yang ke-13. Dia hidup di masa Pakubuwono VI. Keris ini sangat tajam dan kuat, hingga bisa menembus baju besi.
Awalnya, belati itu dibawa oleh istri keempat Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Maduretno atau Ratu Ayu Kedaton.
“Di penghujung tahun 1827, belati itu dilebur dengan dua senjata pusaka lain untuk membuat satu keris pusaka yang diberi nama Kiai Ageng Bondoyudo,” sambung Peter Carey.
Kiai Ageng Bondoyudo memiliki perwujudan ramping, tanpa lekukan. Dalam ulasan yang lalu, budayawan Kediri, Imam Mubarok mengatakan, bentuk keris seperti itu merupakan perpaduan antara gaya Majapahit dan Mataram.
Bentuk ramping Kiai Bondoyudo merupakan ciri khas tangguh Mageti. Dalam dunia perkerisan, tangguh adalah istilah untuk menyebut asal-usul keris pusaka dibuat.
"Tangguh melibatkan ciri khas, format atau model dari daerah asal keris dicipta. Sedang Mageti adalah penisbatan pada daerah Magetan, Jawa Timur. Makanya, penyebutannya Bondoyudo Tangguh Mageti,” jelasnya.
Dilanjutkan Imam Mubarok, leris Kiai Ageng Bondoyudo dibuat oleh Mpu Guno Sasmito atau Ki Guno Sasmito, yakni empu yang bertempat tinggal di Tegalrejo, Kabupaten Magetan.
Mpu Guno Sasmito merupakan dzurriyah (keturunan) Mpu Supodriyo atau Mpu Supo yang ke-13. Dia hidup di masa Pakubuwono VI. Keris ini sangat tajam dan kuat, hingga bisa menembus baju besi.