Keris Kiai Ageng Bondoyudo, Jimat yang Dikubur bersama Jasad Pangeran Diponegoro
loading...
A
A
A
PANGERAN Diponegoro memiliki banyak senjata pusaka berupa keris dan tombak. Dari sekian banyak pusaka itu, hanya satu yang dianggap sebagai jimat dan ikut dikubur bersama dirinya di Makassar.
Senjata pusaka itu adalah keris Kiai Ageng Bondoyudo. Keris ini merupakan jimat Pangeran Diponegoro yang ikut dimakamkan bersama jasadnya, pada 8 Januari 1855. Seperti apa? Berikut ulasan singkat Cerita Pagi.
Menurut Peter Carey, dalam Kuasa Ramalan, keris Kiai Ageng Bendoyudo terbuat dari logam hasil leburan tiga senjata pusakanya. Keris itu, tetap dibawa ke Batavia, hingga ke pengasingannya di Makassar.
Keris ini selalu menemani pangeran kemanapun dia pergi. Tempatnya pun sangat istimewa, terselip di bagian depan pinggulnya. Pangeran Diponegoro sangat percaya dengan semua hal yang berbau mistis.
Dia menganggap keris Kiai Ageng Bendoyudo merupakan jimat penolak bala yang bisa membawa keberuntungan.
“Kiai Ageng Bondoyudo digunakan untuk mengobarkan semangat tempur balatentaranya di masa-masa sulit selama perang perang melawan Belanda,” kata sejarawan Peter Carey, dikutip Kamis (9/2/2023).
Diponegoro memiliki keris Kiai Bondoyudo sejak kembali dari Tegalrejo. Sebelum berubah menjadi keris pusaka, awalnya berupa mata panah. Kemudian diubah menjadi sebilah cundrik atau belati kecil.
Mata panah itu diperoleh melalui laku spiritual. Konon, kilatan cahaya yang tiba-tiba menghampiri Diponegoro saat khusyuk bersemedi. Kilatan cahaya yang menjelma mata panah itu lantas diberi nama Sarutomo.
Senjata pusaka itu adalah keris Kiai Ageng Bondoyudo. Keris ini merupakan jimat Pangeran Diponegoro yang ikut dimakamkan bersama jasadnya, pada 8 Januari 1855. Seperti apa? Berikut ulasan singkat Cerita Pagi.
Menurut Peter Carey, dalam Kuasa Ramalan, keris Kiai Ageng Bendoyudo terbuat dari logam hasil leburan tiga senjata pusakanya. Keris itu, tetap dibawa ke Batavia, hingga ke pengasingannya di Makassar.
Keris ini selalu menemani pangeran kemanapun dia pergi. Tempatnya pun sangat istimewa, terselip di bagian depan pinggulnya. Pangeran Diponegoro sangat percaya dengan semua hal yang berbau mistis.
Dia menganggap keris Kiai Ageng Bendoyudo merupakan jimat penolak bala yang bisa membawa keberuntungan.
“Kiai Ageng Bondoyudo digunakan untuk mengobarkan semangat tempur balatentaranya di masa-masa sulit selama perang perang melawan Belanda,” kata sejarawan Peter Carey, dikutip Kamis (9/2/2023).
Diponegoro memiliki keris Kiai Bondoyudo sejak kembali dari Tegalrejo. Sebelum berubah menjadi keris pusaka, awalnya berupa mata panah. Kemudian diubah menjadi sebilah cundrik atau belati kecil.
Mata panah itu diperoleh melalui laku spiritual. Konon, kilatan cahaya yang tiba-tiba menghampiri Diponegoro saat khusyuk bersemedi. Kilatan cahaya yang menjelma mata panah itu lantas diberi nama Sarutomo.