Keris Kiai Ageng Bondoyudo, Jimat yang Dikubur bersama Jasad Pangeran Diponegoro

Kamis, 09 Februari 2023 - 05:05 WIB
loading...
Keris Kiai Ageng Bondoyudo,...
Gedung tempat Pangeran Diponegoro ditahan. Foto: Istimewa
A A A
PANGERAN Diponegoro memiliki banyak senjata pusaka berupa keris dan tombak. Dari sekian banyak pusaka itu, hanya satu yang dianggap sebagai jimat dan ikut dikubur bersama dirinya di Makassar.

Senjata pusaka itu adalah keris Kiai Ageng Bondoyudo. Keris ini merupakan jimat Pangeran Diponegoro yang ikut dimakamkan bersama jasadnya, pada 8 Januari 1855. Seperti apa? Berikut ulasan singkat Cerita Pagi.

Menurut Peter Carey, dalam Kuasa Ramalan, keris Kiai Ageng Bendoyudo terbuat dari logam hasil leburan tiga senjata pusakanya. Keris itu, tetap dibawa ke Batavia, hingga ke pengasingannya di Makassar.



Keris ini selalu menemani pangeran kemanapun dia pergi. Tempatnya pun sangat istimewa, terselip di bagian depan pinggulnya. Pangeran Diponegoro sangat percaya dengan semua hal yang berbau mistis.

Dia menganggap keris Kiai Ageng Bendoyudo merupakan jimat penolak bala yang bisa membawa keberuntungan.

“Kiai Ageng Bondoyudo digunakan untuk mengobarkan semangat tempur balatentaranya di masa-masa sulit selama perang perang melawan Belanda,” kata sejarawan Peter Carey, dikutip Kamis (9/2/2023).

Diponegoro memiliki keris Kiai Bondoyudo sejak kembali dari Tegalrejo. Sebelum berubah menjadi keris pusaka, awalnya berupa mata panah. Kemudian diubah menjadi sebilah cundrik atau belati kecil.



Mata panah itu diperoleh melalui laku spiritual. Konon, kilatan cahaya yang tiba-tiba menghampiri Diponegoro saat khusyuk bersemedi. Kilatan cahaya yang menjelma mata panah itu lantas diberi nama Sarutomo.

Sarutomo merupakan nama yang terilhami dari Pasopati, senjata pamungkas Arjuna, tokoh Pandawa dalam kisah pewayangan Mahabarata. Oleh Diponegoro, mata panah itu lantas diubah menjadi sebilah belati.

Awalnya, belati itu dibawa oleh istri keempat Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Maduretno atau Ratu Ayu Kedaton.

“Di penghujung tahun 1827, belati itu dilebur dengan dua senjata pusaka lain untuk membuat satu keris pusaka yang diberi nama Kiai Ageng Bondoyudo,” sambung Peter Carey.



Kiai Ageng Bondoyudo memiliki perwujudan ramping, tanpa lekukan. Dalam ulasan yang lalu, budayawan Kediri, Imam Mubarok mengatakan, bentuk keris seperti itu merupakan perpaduan antara gaya Majapahit dan Mataram.

Bentuk ramping Kiai Bondoyudo merupakan ciri khas tangguh Mageti. Dalam dunia perkerisan, tangguh adalah istilah untuk menyebut asal-usul keris pusaka dibuat.

"Tangguh melibatkan ciri khas, format atau model dari daerah asal keris dicipta. Sedang Mageti adalah penisbatan pada daerah Magetan, Jawa Timur. Makanya, penyebutannya Bondoyudo Tangguh Mageti,” jelasnya.

Dilanjutkan Imam Mubarok, leris Kiai Ageng Bondoyudo dibuat oleh Mpu Guno Sasmito atau Ki Guno Sasmito, yakni empu yang bertempat tinggal di Tegalrejo, Kabupaten Magetan.



Mpu Guno Sasmito merupakan dzurriyah (keturunan) Mpu Supodriyo atau Mpu Supo yang ke-13. Dia hidup di masa Pakubuwono VI. Keris ini sangat tajam dan kuat, hingga bisa menembus baju besi.

Dalam pertemuan dengan Kolonel Cleerens, Pangeran Diponegoro membawa keris Kiai Ageng Bondoyudo bersama dengannya. Seperti biasa, keris diselipkan dibagian depan pinggannya. Pertemuan pun berjalan lancar.

Tetapi, keberuntungan keris itu sirna, pada 28 Maret 1830. Jenderal De Kock tiba-tiba memerintahkan pasukannya menangkap Pangeran Diponegoro, saat perundingan masih berlangsung di Magelang, Jawa Tengah.

Selama dalam penangkapan itu, keris Kiai Ageng Bondoyudo tetap menemaninya. Bahkan hingga dia diasingkan ke Manado, pada tahun 1833, dan ke Makassar bersama 19 orang pengikutnya.

Saat Pangeran Diponegoro meninggal, pada 8 Januari 1855, keris Kiai Ageng Bondoyudo ikut dimakamkan bersama jasadnya. Sampai di sini ulasan Cerita Pagi, semoga bermanfaaat.
(san)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1713 seconds (0.1#10.140)