Penyebaran Covid-19 Masih Tinggi, Efektifkah Penerapan PSBB?

Selasa, 26 Mei 2020 - 15:40 WIB
loading...
Penyebaran Covid-19...
Petugas memeriksa pegendara luar kota yang masuk Kota Surabaya di pos penyekatan PSBB Gunung Anyar, Kota Surabaya. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Peran masyarakat dan efektivitas PSBB dalam menanggulangi COVID-19 di Indonesia, menjadi salah satu topik yang saat ini hangat diperbincangkan. Mulai dari warung kopi hingga kalangan akademisi.

(Baca juga: PSBB Surabaya Raya Tahap III, Polda Jatim Kerahkan 1.161 Personel )

Para akademisi Universitas Surabaya (Ubaya) juga merespon fenomena ini dalam webinar (web seminar) yang diikuti oleh mahasiswa aktif Fakultas Hukum Ubaya. Webinar kali ini mengangkat tema "Gerak Langkah Kebijakan PSBB oleh Pemerintah Guna Penanggulangan COVID-19" yang merupakan rangkaian akhir kegiatan tahunan dari Games of Droit (GOD) 2.0.

Perbincangan hangat ini menghadirkan tiga narasumber sebagai pembicara. Mereka menanggapi penanganan medis hingga aturan negara dalam situasi PSBB di Indonesia yang dilihat dari bidang kesehatan, hukum internasional, dan hukum tata negara.

Narasumber tersebut di antaranya dosen Fakultas Kedokteran Ubaya, isma Ikawaty, dosen Hukum Internasional Fakultas Hukum Ubaya, Wisnu Aryo Dewanto, dan dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Ubaya, Hesti Armiwulan. Webinar dipandu oleh Paskah Febiola Dwi Gonstary, mahasiswa Fakultas Hukum Ubaya.

Perbincangan hangat ini dimulai dengan pengaruh PSBB bagi masyarakat di bidang kesehatan. Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya, Risma Ikawaty memaparkan penjelasan mengenai penanganan medis COVID-19 dalam situasi PSBB, cara penyebaran virus dan tindakan yang dapat dilakukan masyarakat dalam membantu melandaikan kurva penderita.

Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran ini memaparkan, diperlukan kesadaran yang tinggi pada masyarakat untuk menghindari kontak dengan orang yang positif agar tidak terjadi local transmission.

(Baca juga: Menolak Dipulangkan, TKA China Depresi di Bandara Banyuwangi )

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan masyarakat yaitu secara personal dengan terus melakukan tindakan preventif dalam menjaga kebersihan dan keamanan, melalui komunitas dengan menerapkan social distancing, dan lingkungan dengan membersihkan permukaan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat menempelnya virus.

"PSBB sudah diterapkan namun angka kurva tetap meningkat dan tinggi. Apakah efektif, jika tidak, mengapa bisa begitu? Ini harus kita evaluasi meskipun ada yang mengatakan akibat dilakukan rapid test. Namun, kita bisa mencontoh dan melihat kondisi negara-negara lain yang dapat melandaikan kurva seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura yang disiplin menerapkan social distancing diikuti penggunaan masker diluar rumah. Jika penerapan ini sungguh ditaati bersama-sama maka seharusnya dapat menurunkan kurva hingga 50 persen," kata Risma Ikawaty.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1446 seconds (0.1#10.140)