Jatijejer Siap Jadi Desa Atsiri Pertama di Jawa Timur
loading...
A
A
A
SURABAYA - Tim dari Universitas Surabaya ( Ubaya ) dan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ( UWKS ) melaksanakan program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) Pengabdian kepada Masyarakat 2024.
Program ini didanai Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dalam rangka pengembangan Desa Atsiri Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Tim terdiri dari Marisca Evalina Gondokesumo dan Azminah (Fakultas Farmasi Ubaya), Bobby Ardiansyahmiraja (Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya), Dwie Retna Suryaningsih (Fakultas Pertanian UWKS) bersama 4 mahasiswa yaitu Stefany Halim, Angeline Dominica Yap, Tania Xaviera Sentosa, Aurel Vannessa.
Desa Jatijejer merupakan salah satu desa yang berada wilayah Kecamatan Trawas. Desa ini terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Jatijejer, Dusun Tangkep dan Dusun Urung-urung mempunyai jumlah penduduk sekitar 2.100 orang dengan mata pencaharian utama sebagai petani.
Desa ini berada di wilayah lereng Gunung Penanggungan dan lereng Gunung Welirang dengan ketinggian 700 m dpl, memiliki kesuburan tanah yang sangat baik sehingga pemanfaatan dalam bidang pertanian harus dioptimalkan.
Tanaman unggulan yang banyak dibudidayakan petani Desa Jatijejer yaitu serai dapur (Cymbopogon citratus/DC) Stapf) dan serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle).
Serai merupakan tanaman penghasil minyak atsiri . Dengan meningkatkan sektor produksi dan ekonomi melalui pemanfaatan potensi lokal, diharapkan kesejahteraan penduduk dapat ditingkatkan.
Ketua Tim Pengabdian Marisca Evalina Gondokesumo, menyatakan program ini merupakan bagian dari visi misi Fakultas Farmasi Ubaya untuk menjadi pelopor transformasi ilmu farmasi dan pendidikan praktik kefarmasian guna meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
"Tim kami akan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat Desa Jatijejer mengenai teknik budidaya tanaman atsiri, proses penyulingan hingga pembuatan produk dan pemasarannya," ujarnya.
Program ini didanai Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dalam rangka pengembangan Desa Atsiri Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Tim terdiri dari Marisca Evalina Gondokesumo dan Azminah (Fakultas Farmasi Ubaya), Bobby Ardiansyahmiraja (Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya), Dwie Retna Suryaningsih (Fakultas Pertanian UWKS) bersama 4 mahasiswa yaitu Stefany Halim, Angeline Dominica Yap, Tania Xaviera Sentosa, Aurel Vannessa.
Desa Jatijejer merupakan salah satu desa yang berada wilayah Kecamatan Trawas. Desa ini terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Jatijejer, Dusun Tangkep dan Dusun Urung-urung mempunyai jumlah penduduk sekitar 2.100 orang dengan mata pencaharian utama sebagai petani.
Desa ini berada di wilayah lereng Gunung Penanggungan dan lereng Gunung Welirang dengan ketinggian 700 m dpl, memiliki kesuburan tanah yang sangat baik sehingga pemanfaatan dalam bidang pertanian harus dioptimalkan.
Tanaman unggulan yang banyak dibudidayakan petani Desa Jatijejer yaitu serai dapur (Cymbopogon citratus/DC) Stapf) dan serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle).
Serai merupakan tanaman penghasil minyak atsiri . Dengan meningkatkan sektor produksi dan ekonomi melalui pemanfaatan potensi lokal, diharapkan kesejahteraan penduduk dapat ditingkatkan.
Ketua Tim Pengabdian Marisca Evalina Gondokesumo, menyatakan program ini merupakan bagian dari visi misi Fakultas Farmasi Ubaya untuk menjadi pelopor transformasi ilmu farmasi dan pendidikan praktik kefarmasian guna meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
"Tim kami akan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat Desa Jatijejer mengenai teknik budidaya tanaman atsiri, proses penyulingan hingga pembuatan produk dan pemasarannya," ujarnya.