Ekowisata di Pangkep Diharap Bisa Dongkrak Perekonomian Warga
loading...
A
A
A
PANGKEP - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangkep terus mengembangkan potensi daerahnya termasuk ekowisata yang diharap bisa mendongkrak perekonomian warga.
Keseriusan Pemkab Pangkep dalam mengembangkan hal ini dengan menjalin kerjasama dengan Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin(Unhas) dalam mengembangkan potensi perikanan ke sektor ekowisata.
Terlebih Kabupaten Pangkep merupakan salah satu sentra produksi perikanan, baik hasil laut maupun budidaya. Selain itu, Pangkep juga dikenal sebagai salah satu daerah penghasil garam.
Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau(MYL) yang membuka penyuluhan yang diikuti petani tambak selaku pelaku usaha perikanan mengatakan, penyuluhan yang seperti ini sangat bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Penyuluhan ini digelar di kampung pesisir Katojoa, Labakkang, Sabtu(29/5/2021).
Mereka yang mengikuti kegiatan, diberi penyuluhan tentang pengolahan hasil tangkapan laut, garam dan ekowisata. Hasil tangkapan laut dan budidaya lanjut MYL, sudah menjadi ikon daerah ini. Sehingga, jika diolah lagi menjadi berbagai jenis makanan olahan tentunya semakin berpotensi dalam peningkatan ekonomi masyatakat.
Potensi perikanan didukung oleh keindahan alam Pangkep yang menjadi daya tarik wisata. Sehingga, jika keduanya berjalan maksimal sangat mendukung percepatan peningkatan ekonomi.
"Kita kaya akan SDA (sumber daya alam), keindahan alam kita sangat menjadi daya tarik pengunjung hingga mancanegara. Kita mau, jika pelancong datang bukan hanya menikmati wisata tapi juga menikmati kuliner khas dan membawa pulang buah tangan dari Pangkep. Semuanya itu, tentunya dapat meningkatkan perekonomian kita," katanya.
Koordinator kegiatan, Marwa Nompo mengatakan, penyuluhan ini diiukiti 53 orang pelaku usaha perikanan, nelayan dan petambak. Hadir sebagai pembicara, guru besar Unhas Prof Ambo Tuo dan Prof Budiawan.
Dirinya menjelaskan, melalui penyuluhan tersebut diharapkan hasil tangkapan nelayan nantinya yang diolah, dan menghasilkan nilai jual, tampilan kemasan lebih baik. "Seperti rumput laut yang diolah lebih lanjut menjadi manisan sirup, dodol dan lain lain. Poses pengalengan ikan dan lain lain," katanya.
Keseriusan Pemkab Pangkep dalam mengembangkan hal ini dengan menjalin kerjasama dengan Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin(Unhas) dalam mengembangkan potensi perikanan ke sektor ekowisata.
Terlebih Kabupaten Pangkep merupakan salah satu sentra produksi perikanan, baik hasil laut maupun budidaya. Selain itu, Pangkep juga dikenal sebagai salah satu daerah penghasil garam.
Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau(MYL) yang membuka penyuluhan yang diikuti petani tambak selaku pelaku usaha perikanan mengatakan, penyuluhan yang seperti ini sangat bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Penyuluhan ini digelar di kampung pesisir Katojoa, Labakkang, Sabtu(29/5/2021).
Mereka yang mengikuti kegiatan, diberi penyuluhan tentang pengolahan hasil tangkapan laut, garam dan ekowisata. Hasil tangkapan laut dan budidaya lanjut MYL, sudah menjadi ikon daerah ini. Sehingga, jika diolah lagi menjadi berbagai jenis makanan olahan tentunya semakin berpotensi dalam peningkatan ekonomi masyatakat.
Potensi perikanan didukung oleh keindahan alam Pangkep yang menjadi daya tarik wisata. Sehingga, jika keduanya berjalan maksimal sangat mendukung percepatan peningkatan ekonomi.
"Kita kaya akan SDA (sumber daya alam), keindahan alam kita sangat menjadi daya tarik pengunjung hingga mancanegara. Kita mau, jika pelancong datang bukan hanya menikmati wisata tapi juga menikmati kuliner khas dan membawa pulang buah tangan dari Pangkep. Semuanya itu, tentunya dapat meningkatkan perekonomian kita," katanya.
Koordinator kegiatan, Marwa Nompo mengatakan, penyuluhan ini diiukiti 53 orang pelaku usaha perikanan, nelayan dan petambak. Hadir sebagai pembicara, guru besar Unhas Prof Ambo Tuo dan Prof Budiawan.
Dirinya menjelaskan, melalui penyuluhan tersebut diharapkan hasil tangkapan nelayan nantinya yang diolah, dan menghasilkan nilai jual, tampilan kemasan lebih baik. "Seperti rumput laut yang diolah lebih lanjut menjadi manisan sirup, dodol dan lain lain. Poses pengalengan ikan dan lain lain," katanya.
(agn)