Mereka Masih Bisa Menyalurkan BLT DD di Tengah Tumpukan Aturan
loading...
A
A
A
MALANG - Pagi mulai berangsur menuju siang. Di antara mendung tipis yang menutupi langit Singosari. Kepala Desa Toyomarto, Sumito mendatangi salah satu rumah warganya.
(Baca juga: Dana Desa Membuat Paini Masih Bisa Tersenyum di Tengah COVID-19 )
Dengan ramah dia menuluk salam kepada warganya yang ada di dalam sebuah rumah sederhana. "Assalamualaikum," sapa Sumito, dan langsung disambut dengan tak kalah ramah dari suara-suara ibu rumah tangga di dalam rumah. "Waalaikumsalam,".
"Ini saya mau bertemu dengan Mbah Ngatemi, apa bisa?," ungkap Sumito, setelah selesai melepas sepatunya, dan masuk ke dalam rumah sederhana di tepi jalan desa yang menjadi jalur alternatif penghubung Malang-Surabaya tersebut.
Tanpa canggung, kepala desa di wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang tersebut, masuk ke dalam rumah, lalu menuju kamar dan duduk di dipan sederhana yang ditempati Ngatemi.
Wanita yang kini berusia 75 tahun tersebut, sudah beberapa tahun terakhir tergolek lemah di kamarnya, karena menderita diabetes. Wanita sepuh ini, begitu sumringah mengetahui yang datang adalah kepala desanya.
Sumito yang masih mengenakan seragam dinasnya, lengkap dengan masker. Bertemu dengan Ngatemi, ditemani perangkat desanya, pendamping desa, pendamping lokal desa, Babinkamtibmas, serta Babinsa.
Rombongan kecil yang dipimpin Sumito ini, menyerahkan secara langsung Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa (DD) kepada Ngatemi. Nilainya Rp600 ribu/bulan, untuk tiga bulan.
"Karena beliaunya sakit, dan tidak bisa ke Balai Desa Toyomarto, maka penerimaan BLT DD nya kami antarkan ke rumahnya langsung, sekalian bersilaturahmi dan memastikan penyaluran BLT DD bisa tepat sasaran," tuturnya.
Toyomarto menjadi salah satu desa dari 14 desa di Kecamatan Singosari, yang mampu menyalurkan BLT DD dengan sistem transfer melalui rekening. Mereka menyalurkan BLT DD bekerjasama dengan BRI.
(Baca juga: Dana Desa Membuat Paini Masih Bisa Tersenyum di Tengah COVID-19 )
Dengan ramah dia menuluk salam kepada warganya yang ada di dalam sebuah rumah sederhana. "Assalamualaikum," sapa Sumito, dan langsung disambut dengan tak kalah ramah dari suara-suara ibu rumah tangga di dalam rumah. "Waalaikumsalam,".
"Ini saya mau bertemu dengan Mbah Ngatemi, apa bisa?," ungkap Sumito, setelah selesai melepas sepatunya, dan masuk ke dalam rumah sederhana di tepi jalan desa yang menjadi jalur alternatif penghubung Malang-Surabaya tersebut.
Tanpa canggung, kepala desa di wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang tersebut, masuk ke dalam rumah, lalu menuju kamar dan duduk di dipan sederhana yang ditempati Ngatemi.
Wanita yang kini berusia 75 tahun tersebut, sudah beberapa tahun terakhir tergolek lemah di kamarnya, karena menderita diabetes. Wanita sepuh ini, begitu sumringah mengetahui yang datang adalah kepala desanya.
Sumito yang masih mengenakan seragam dinasnya, lengkap dengan masker. Bertemu dengan Ngatemi, ditemani perangkat desanya, pendamping desa, pendamping lokal desa, Babinkamtibmas, serta Babinsa.
Rombongan kecil yang dipimpin Sumito ini, menyerahkan secara langsung Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa (DD) kepada Ngatemi. Nilainya Rp600 ribu/bulan, untuk tiga bulan.
"Karena beliaunya sakit, dan tidak bisa ke Balai Desa Toyomarto, maka penerimaan BLT DD nya kami antarkan ke rumahnya langsung, sekalian bersilaturahmi dan memastikan penyaluran BLT DD bisa tepat sasaran," tuturnya.
Toyomarto menjadi salah satu desa dari 14 desa di Kecamatan Singosari, yang mampu menyalurkan BLT DD dengan sistem transfer melalui rekening. Mereka menyalurkan BLT DD bekerjasama dengan BRI.