Kesaktian Mpu Bharada, Penasihat Raja Airlangga yang Mampu Terbang Membelah Kerajaan Kahuripan Pakai Air Kendi
loading...
A
A
A
Kerajaan Kahuripan harus terbelah menjadi dua bagian, menjadi Kerajaan Kadiri, dan Kerajaan Jenggala. Jauh sebelum peristiwa terbelahnya Kerajaan Kahuripan, Raja Airlangga dilanda kebimbangan.
Kebimbangan Raja Airlangga terjadi menjelang dia turun takhta, dan berkeinginan menjadi pendeta, namun dua puteranya justru terlibat persaingan keras untuk memperebutkan takhta Kerajaan Kahuripan.
Raja Airlangga yang merupakan putra sulung Raja Bali, memiliki niat untuk menempatkan salah satu putranya bertakhta di Bali. Di tengah kebimbangan Raja Airlangga, Mpu Bharada diutus berangkat ke Bali, untuk menyampaikan maksud tersebut.
Mpu Bharada yang dikisahkan memiliki kesaktian yang luar biasa, bertolak ke Bali hanya dengan menaiki sehelai daun. Sesampainya di Bali, Mpu Bharada mengutarakan maksut dari Raja Airlangga. Namun, maksut itu ditolak oleh Raja Bali, yang kala itu dijabat oleh adik Raja Airlangga.
Menerima kabar penolakan dari Raja Bali yang disampaikan Mpu Bharada, Raja Airlangga akhirnya dengan terpaksa memutuskan membelah Kerajaan Kahuripan, dengan terjadinya perdamaian antara kedua puteranya.
Dalam Kitab Nagarakertagama, seperti yang ditulis Slamet Muljana dalam bukunya yang berjudul "Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya", Mpu Bharada bertugas menetapkan batas antara kedua belah kerajaan.
Berkat kesaktian yang dimiliki, dikisahkan Mpu Bharada membelah Kerajaan Kahuripan, terbang menumpang sehelai daun sambil mengucurkan air kendi. Bekas kucuran air kendi inilah yang menjadi batas Kerajaan Kadiri, dan Kerajaan Jenggala.
Kebimbangan Raja Airlangga terjadi menjelang dia turun takhta, dan berkeinginan menjadi pendeta, namun dua puteranya justru terlibat persaingan keras untuk memperebutkan takhta Kerajaan Kahuripan.
Raja Airlangga yang merupakan putra sulung Raja Bali, memiliki niat untuk menempatkan salah satu putranya bertakhta di Bali. Di tengah kebimbangan Raja Airlangga, Mpu Bharada diutus berangkat ke Bali, untuk menyampaikan maksud tersebut.
Mpu Bharada yang dikisahkan memiliki kesaktian yang luar biasa, bertolak ke Bali hanya dengan menaiki sehelai daun. Sesampainya di Bali, Mpu Bharada mengutarakan maksut dari Raja Airlangga. Namun, maksut itu ditolak oleh Raja Bali, yang kala itu dijabat oleh adik Raja Airlangga.
Menerima kabar penolakan dari Raja Bali yang disampaikan Mpu Bharada, Raja Airlangga akhirnya dengan terpaksa memutuskan membelah Kerajaan Kahuripan, dengan terjadinya perdamaian antara kedua puteranya.
Dalam Kitab Nagarakertagama, seperti yang ditulis Slamet Muljana dalam bukunya yang berjudul "Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya", Mpu Bharada bertugas menetapkan batas antara kedua belah kerajaan.
Berkat kesaktian yang dimiliki, dikisahkan Mpu Bharada membelah Kerajaan Kahuripan, terbang menumpang sehelai daun sambil mengucurkan air kendi. Bekas kucuran air kendi inilah yang menjadi batas Kerajaan Kadiri, dan Kerajaan Jenggala.