Anak Rentan Terdampak Covid-19, Sekolah Belum Direkomendasikan Dibuka
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Rencana membuka dan memulai proses belajar mengajar di sekolah di masa pandemi Covid-19 masih berpolemik. Anak didik di sektor pendidikan disebut rentan tertular, yang membuat potensi tingkat penyebaran virus semakin tinggi.
Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Adi Suryadi Culla meminta pemerintah tidak gegabah menetapkan kebijakan. Bahkan, dirinya ragu kebijakan ini akan sukses jika dikemudian hari diterapkan. "Menurut saya, kesimpulan saya belum siap. Jadi pemerintah jangan gegabah," tegas Adi saat telekonferensi, kemarin.
Baca : Belajar dari Rumah Bakal Diperpanjang Hingga 19 Juni
Adi lantas memberikan beberapa argumen belum siapnya sekolah dibuka. Paling utama, pemerintah pusat belum menyiapkan kebijakan berupa petunjuk teknis yang mendetail bagi daerah jika rencana ini dijalankan.
"Saya lihat pemerintah belum siap itu. Kalaupun siap, siapnya itu apa? Ini harus dibuat kriteria apa yang disebut siap, harus diperjelas apanya yang siap. Saya kira perlu ada parameter, ada ukuran, ini saya kira belum siap juga ini kriteria dan ukurannya," urai dia.
Selama inipun, belum ada data pemetaan per wilayah terkait kasus Covid-19. Dalam artian, daerah yang dinilai masuk zona hijau. Padahal hal ini menjadi penting, untuk tiap daerah ikut mengambil tindakan, disamping karena kondisi wilayah yang berbeda-beda.
Pemerintah saat ini baru menekankan pelaksanaan pedoman protokol kesehatan. Namun, sekolah dinilai belum mampu menyiapkan segala infrastruktur pendukung pelaksanaan tersebut dalam waktu dekat jika tahun ajaran baru dimulai 13 Juli mendatang.
Adi berharap, skenario pembukaan sekolah masih harus dikaji lebih komprehensif. Pertimbangan faktor kemanusiaan harus dikedepankan. Skenario new normal di sektor ekonomi, tidak bisa disamakan di sektor pendidikan. Penanganannya pasti berbeda.
Baca Juga : Masjid-masjid di Sulsel Dibuka Kembali untuk Salat Berjamaah
"Apalagi saya membaca kebijakan yang diambil Presiden saja maju-mundur itu. Ketika kemarin (Presiden RI) pernah mengunjungi mal, mengunjungi beberapa infrastruktur ya, dikatakan siap. Tapi kemudian dievaluasi lagi. Ngomong belum siap," imbuhnya.
Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Adi Suryadi Culla meminta pemerintah tidak gegabah menetapkan kebijakan. Bahkan, dirinya ragu kebijakan ini akan sukses jika dikemudian hari diterapkan. "Menurut saya, kesimpulan saya belum siap. Jadi pemerintah jangan gegabah," tegas Adi saat telekonferensi, kemarin.
Baca : Belajar dari Rumah Bakal Diperpanjang Hingga 19 Juni
Adi lantas memberikan beberapa argumen belum siapnya sekolah dibuka. Paling utama, pemerintah pusat belum menyiapkan kebijakan berupa petunjuk teknis yang mendetail bagi daerah jika rencana ini dijalankan.
"Saya lihat pemerintah belum siap itu. Kalaupun siap, siapnya itu apa? Ini harus dibuat kriteria apa yang disebut siap, harus diperjelas apanya yang siap. Saya kira perlu ada parameter, ada ukuran, ini saya kira belum siap juga ini kriteria dan ukurannya," urai dia.
Selama inipun, belum ada data pemetaan per wilayah terkait kasus Covid-19. Dalam artian, daerah yang dinilai masuk zona hijau. Padahal hal ini menjadi penting, untuk tiap daerah ikut mengambil tindakan, disamping karena kondisi wilayah yang berbeda-beda.
Pemerintah saat ini baru menekankan pelaksanaan pedoman protokol kesehatan. Namun, sekolah dinilai belum mampu menyiapkan segala infrastruktur pendukung pelaksanaan tersebut dalam waktu dekat jika tahun ajaran baru dimulai 13 Juli mendatang.
Adi berharap, skenario pembukaan sekolah masih harus dikaji lebih komprehensif. Pertimbangan faktor kemanusiaan harus dikedepankan. Skenario new normal di sektor ekonomi, tidak bisa disamakan di sektor pendidikan. Penanganannya pasti berbeda.
Baca Juga : Masjid-masjid di Sulsel Dibuka Kembali untuk Salat Berjamaah
"Apalagi saya membaca kebijakan yang diambil Presiden saja maju-mundur itu. Ketika kemarin (Presiden RI) pernah mengunjungi mal, mengunjungi beberapa infrastruktur ya, dikatakan siap. Tapi kemudian dievaluasi lagi. Ngomong belum siap," imbuhnya.