Hadapi Tantangan Pandemi COVID-19, Disdikbudpora Semarang Terapkan Tiga Metode Pembelajaran
loading...
A
A
A
SEMARANG - Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang menerapkan tiga metode pembelajaran di sekolah, yakni pembelajaran tatap muka (PTM), luar jaringan (Luring) dan dalam jaringan (Daring) saat pandemi COVID-19.
Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo mengatakan, tantangan dunia pendidikan tidak hanya dihadapi oleh guru dan murid. Orang tua atau wali murid juga merasakannya.
Adanya larangan berkerumun, memaksa aktivitas belajar mengajar semula dilakukan secara tatap muka (PTM) dialihkan ke metode lain, diantaranya daring.
"Untuk mengatasi beragam tantangan itu, metode pembelajaran kemudian terpaksa dilakukan dengan tiga pola meliputi pembelajaran luring, daring dan PTM," katanya, Jumat (18/12/2020).
Dia menyatakan, pandemi COVID-19 membuat tugas guru semakin berat. Terlebih bagi mereka yang mengajar pada sekolah di daerah blank spot.
Di sekolah pembelajaran daring sulit dilakukan sehingga pembelajaran dilakukan dengan metode guru berkunjung ke rumah siswa.
Menurutnya, setidaknya ada 25 sekolah yang daerahnya blank spot. Puluhan sekolah itu tersebar di Kecamatan Ungaran Barat, Pringapus, Banyubiru, Bringin, dan Kaliwungu.
(Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Dishub Pekalongan Lakukan Pengecekan Angkutan Umum)
"Agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, kami mengintensifkan kunjungan guru ke rumah siswa," ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, PTM tidak identik siswa datang ke sekolah. Guru berkunjung ke rumah siswa juga masuk kategori PTM.
(Baca juga: Diterjang Hujan Lebat, Jalan Penghubung Kecamatan di Banyumas Putus Total)
"Kunjungan guru diterapkan di daerah yang susah sinyal internet. Kami juga akan memanfaatkan Handy Talkie (HT) untuk menunjuk pembelajaran di daerah tidak ada sinyal. Sebab dalam PTM juga diterapkan buka tutup melihat perkembangan COVID-19," ucapnya.
Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo mengatakan, tantangan dunia pendidikan tidak hanya dihadapi oleh guru dan murid. Orang tua atau wali murid juga merasakannya.
Adanya larangan berkerumun, memaksa aktivitas belajar mengajar semula dilakukan secara tatap muka (PTM) dialihkan ke metode lain, diantaranya daring.
"Untuk mengatasi beragam tantangan itu, metode pembelajaran kemudian terpaksa dilakukan dengan tiga pola meliputi pembelajaran luring, daring dan PTM," katanya, Jumat (18/12/2020).
Dia menyatakan, pandemi COVID-19 membuat tugas guru semakin berat. Terlebih bagi mereka yang mengajar pada sekolah di daerah blank spot.
Di sekolah pembelajaran daring sulit dilakukan sehingga pembelajaran dilakukan dengan metode guru berkunjung ke rumah siswa.
Menurutnya, setidaknya ada 25 sekolah yang daerahnya blank spot. Puluhan sekolah itu tersebar di Kecamatan Ungaran Barat, Pringapus, Banyubiru, Bringin, dan Kaliwungu.
(Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Dishub Pekalongan Lakukan Pengecekan Angkutan Umum)
"Agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, kami mengintensifkan kunjungan guru ke rumah siswa," ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, PTM tidak identik siswa datang ke sekolah. Guru berkunjung ke rumah siswa juga masuk kategori PTM.
(Baca juga: Diterjang Hujan Lebat, Jalan Penghubung Kecamatan di Banyumas Putus Total)
"Kunjungan guru diterapkan di daerah yang susah sinyal internet. Kami juga akan memanfaatkan Handy Talkie (HT) untuk menunjuk pembelajaran di daerah tidak ada sinyal. Sebab dalam PTM juga diterapkan buka tutup melihat perkembangan COVID-19," ucapnya.
(boy)