Demi Bisa Mencerdaskan Murid-muridnya, Guru di Sumba Nekat Menyeberangi Banjir
loading...
A
A
A
SUMBA TIMUR - Frans Geroda, Kepala SD Negeri Lumbung, di Kecamatan Kambata Mapambuhang, Kabupaten Sumba Timur, NTT, bersama guru-guru lainnya nekat menyeberangi Sungai Maidang yang sedang banjir demi bisa mengajar murid-muridnya.
Aksi nekat para guru tersebut, sempat viral videonya. Para guru tersebut harus rela berbasah-basah bertaruh nyawa menyeberangi sungai , karena tak ada akses lain untuk menuju SD Negeri Lumbung, tempat mereka mengabdi.
Karena masih dalam masa pandemi COVID-19, program belajar dari rumah harus tetap mereka jalani, di mana para guru harus mengantarkan materi pelajaran ke sekolah, dan selanjutnya diberikan kepada perwakilan murid untuk diberikan kepada siswa yang lain sebagai bahan belajar.
Setelah menunggu lebih dari tiga jam, para guru akhirnya nekat menyebrangi sungai . Beruntung mereka terbantu oleh orang tua murid yang lebih mengenal karateristik sungai, sehingga para guru tiba di seberang sungai dengan selamat.
Frans Geroda yang turut menyebrangi banjir bersama dua guru perempuan dan tiga guru laki-laki, menjelaskan, dirinya dan rekan guru lainnya terpaksa mengambil langkah nekat karena sebelumnya telah menempuh jarak hampir 50 kilometer dari Waingapu, untuk mengantarkan materi belajar yang telah disiapkan.
"Kami berharap, pemerintah memperhatikan infrastruktur di wilayah tersebut, agar para murid, orang tua, dan juga para guru bisa lebih mudah mengakses pendidikan . Fasilitas penunjang seperti jembatan gantung, adalah harapan untuk memperlancar aktifitas guru dan murid juga warga dalam upaya mencerdaskan bangsa," tuturnya.
Aksi nekat para guru tersebut, sempat viral videonya. Para guru tersebut harus rela berbasah-basah bertaruh nyawa menyeberangi sungai , karena tak ada akses lain untuk menuju SD Negeri Lumbung, tempat mereka mengabdi.
Karena masih dalam masa pandemi COVID-19, program belajar dari rumah harus tetap mereka jalani, di mana para guru harus mengantarkan materi pelajaran ke sekolah, dan selanjutnya diberikan kepada perwakilan murid untuk diberikan kepada siswa yang lain sebagai bahan belajar.
Setelah menunggu lebih dari tiga jam, para guru akhirnya nekat menyebrangi sungai . Beruntung mereka terbantu oleh orang tua murid yang lebih mengenal karateristik sungai, sehingga para guru tiba di seberang sungai dengan selamat.
Frans Geroda yang turut menyebrangi banjir bersama dua guru perempuan dan tiga guru laki-laki, menjelaskan, dirinya dan rekan guru lainnya terpaksa mengambil langkah nekat karena sebelumnya telah menempuh jarak hampir 50 kilometer dari Waingapu, untuk mengantarkan materi belajar yang telah disiapkan.
"Kami berharap, pemerintah memperhatikan infrastruktur di wilayah tersebut, agar para murid, orang tua, dan juga para guru bisa lebih mudah mengakses pendidikan . Fasilitas penunjang seperti jembatan gantung, adalah harapan untuk memperlancar aktifitas guru dan murid juga warga dalam upaya mencerdaskan bangsa," tuturnya.
(eyt)