Lanskap Terjal Benowo, Kehidupan Bersih dan Pendulang Energi

Senin, 30 Agustus 2021 - 03:02 WIB
loading...
A A A
Presiden Jokowi pun berkali-kali menyampaikan bahwa kota besar di Indonesia memang tengah menghadapi permasalahan sampah yang cukup krusial. Pasalnya, sampah tersebut tak hanya akan menimbulkan pencemaran lingkungan, tetapi juga akan menghasilkan lindi yang berdampak terhadap penurunan kualitas air.



Keberadaan PSEL di kawasan Benowo yang tengah beroperasi ini juga menggandeng beberapa tenaga ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka adalah Prof Ir Joni Hermana MScES PhD (Teknik Lingkungan), I Dewa Ayu Agung Warmadewanthi ST MT PhD (Teknik Lingkungan), Ary Bachtiar Krishna Putra ST MT PhD (Teknik Mesin), Dimas Anton Asfani ST MT PhD (Teknik Elektro), Ir Mudji Irmawan Arkani MT (Teknik Sipil), dan Hendra Cordova ST MT (Teknik Fisika).

I Dewa Ayu Agung Warmadewanthi, salah satu anggota Tim ITS yang terlibat dalam PSEL Benowo menuturkan, permasalahan sampah di Surabaya waktu itu cukup akut. Menyadari bahwa jumlah sampah terus meningkat dan lahan TPA Benowo yang tidak mampu menampungnya, maka sejak 2010 konsep Waste to Energy mulai digagas Pemkot Surabaya dengan menggandeng ITS untuk penanganan teknologi serta segala sesuatu yang berkenaan dengan hal teknis. "Inilah implementasi konsep public private partnership dalam bidang infrastruktur persampahan yang pertama kali diterapkan di Indonesia," kata Wawa, panggilan akrabnya.

Dosen Departemen Teknik Lingkungan itu menambahkan, pemilihan teknologi dengan konsep gasifikasi memang menimbulkan banyak pro dan kontra di masyarakat. Pembakaran sampah dengan konsep gasifikasi ditakutkan akan menghasilkan gas yang bersifat racun dan mencemari lingkungan. "Selain itu, sistem pengelolaan sampah tanpa pemilahan dan kadar air sampah yang cukup tinggi ditakutkan akan gagal diolah dengan metode pembakaran ini," ungkapnya.



Berkaitan dengan teknologi ini, ITS bersama Pemkot Surabaya memberikan masukan kepada PT. Sumber Organik tentang apa yang harus dilakukan secara ideal agar pengolahan sampah dengan konsep gasifikasi ini dapat berjalan dengan baik.

Alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) ini menambahkan, pengolahan yang diharapkan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 9 MW ini nantinya akan menambah energi listrik sebesar 2 MW yang sudah dihasilkan oleh pemanfaatan methane gas dari landfill di TPA Benowo. Wawa berharap PSEL ini mampu mereduksi sampah yang ditimbun ke lahan TPA Benowo. Kontribusi masyarakat Kota Surabaya pun diharapkan agar teknologi ini dapat beroperasi secara berkelanjutan.

Ke depan, harapannya teknologi ini akan berhasil mewujudkan Surabaya sebagai kota dunia yang maju, humanis, dan berkelanjutan. Keseimbangan dalam menjaga lingkungan serta teknologi yang tepat bisa memperoleh benefit yang banyak, termasuk energi baru yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

Kehadiran energi yang dihasilkan dari sampah kini membangkitkan berbagai sektor. Memantik perubahan besar yang terjadi di kota maju serta memastikan masyarakat tetap sehat dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5793 seconds (0.1#10.140)