Cirebon Gempar, Kawah Mengeluarkan Lumpur Berbau Blerang dan Gas
loading...
A
A
A
CIREBON - Warga Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon , Jawa Barat ( Jabar ) digegerkan dengan penemuan sebuah kawah mengeluarkan lumpur beraroma bau blerang di daerah mereka.
Semburan lumpur yang ada di Desa Cipanas itu berukuran kurang lebih 4 meter berbentuk lingkaran. Semburan ini sudah terjadi sejak lama, awalnya kecil dan sempat ditutup, namun lokasinya berpindah.
“Dulunya di sekitar lokasi semburan lumpur terdapat produksi kalsit, namun kini sudah tidak ada,” kata salah seorang perangkat Desa Cipanas, Yayan Ahmad Sidik.
Warga pun mengeluhkan karena jika mendekat lokasi terhirup bau yang menyengat blerang dan gas. Sehingga untuk sementara pihak aparat pemerintah desa hanya memberi himbauan agar tidak main api di sekitar semburan lumpur.
Dia pun menyebutkan, hingga kini belum ada penanganan dari pemerintah, sehingga belum mengetahui seperti apa lumpur yang disemburkan kawah tersebut, dan belum ada penelitian dari pihak terkait.
“Keluhan warga ya bau belerang, apalagi kalau pagi, khususnya untuk wilayah timur, bahkan pengakuan warga sudah banyak burung yang mati di atas kawah. Jadi kita imbau warga tidak bermain api di sekitar semburan lumpur, karena belum diketahui zat dan kandungannya,” katanya.
Sementara, petugas BPBD Kabupaten Cirebon rencananya dalam waktu dekat akan membuat garis pembatas darurat atau zona aman, serta akan segera berkoordinasi dengan BNPB, pihak Vulkanologi, ESDM, geologi dan melaporkan ke BPBD Jawa Barat.
“Sehingga bisa dilakukan kajian dan penelitian, apakah ada manfaat yang positif dan meminimalisir dampak negatifnya. Untuk mengurangi kemungkinan adanya resiko yang berbahaya bagi lingkungan sekitar,” kata Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Alex.
Semburan yang sementara belum ada penanganan diharapkan ada upaya pemrintah untuk melakukan penelitian efek yang dapat ditimbulkan dari semburan lumpur ini.
Semburan lumpur yang ada di Desa Cipanas itu berukuran kurang lebih 4 meter berbentuk lingkaran. Semburan ini sudah terjadi sejak lama, awalnya kecil dan sempat ditutup, namun lokasinya berpindah.
“Dulunya di sekitar lokasi semburan lumpur terdapat produksi kalsit, namun kini sudah tidak ada,” kata salah seorang perangkat Desa Cipanas, Yayan Ahmad Sidik.
Warga pun mengeluhkan karena jika mendekat lokasi terhirup bau yang menyengat blerang dan gas. Sehingga untuk sementara pihak aparat pemerintah desa hanya memberi himbauan agar tidak main api di sekitar semburan lumpur.
Dia pun menyebutkan, hingga kini belum ada penanganan dari pemerintah, sehingga belum mengetahui seperti apa lumpur yang disemburkan kawah tersebut, dan belum ada penelitian dari pihak terkait.
“Keluhan warga ya bau belerang, apalagi kalau pagi, khususnya untuk wilayah timur, bahkan pengakuan warga sudah banyak burung yang mati di atas kawah. Jadi kita imbau warga tidak bermain api di sekitar semburan lumpur, karena belum diketahui zat dan kandungannya,” katanya.
Sementara, petugas BPBD Kabupaten Cirebon rencananya dalam waktu dekat akan membuat garis pembatas darurat atau zona aman, serta akan segera berkoordinasi dengan BNPB, pihak Vulkanologi, ESDM, geologi dan melaporkan ke BPBD Jawa Barat.
“Sehingga bisa dilakukan kajian dan penelitian, apakah ada manfaat yang positif dan meminimalisir dampak negatifnya. Untuk mengurangi kemungkinan adanya resiko yang berbahaya bagi lingkungan sekitar,” kata Kepala BPBD Kabupaten Cirebon, Alex.
Semburan yang sementara belum ada penanganan diharapkan ada upaya pemrintah untuk melakukan penelitian efek yang dapat ditimbulkan dari semburan lumpur ini.
(nic)