10 Kapenewoan Angka Penularan COVID-19 di Bawah 1, Sleman Jadi Zone Orange
loading...
A
A
A
SLEMAN - Kasus terkonfimasi COVID-19 di Sleman selama empat hari, Senin-Kamis (28-31/12/2020) masih tinggi, yaitu mencapai 217 penambahan kasus baru.
Senin (28/12/2020) 46 kasus, Selasa (29/12/2020), 100 kasus, Rabu (30/12/2020), 64 kasus dan Kamis (31/12/2020) 61 kasus.
Dengan penambahan ini Pemkab Sleman memperpanjang tanggap darurat COVID-19, 1 Januari 2021-31 Januari 2021. Namun, disisi lain jumlah pasien yang sembuh juga cukup banyak, yakni mencapai 484 orang.
Senin (28/12/2020), 82 orang, Selasa (29/12/2020), 218 orang, Rabu (30/12/2020) 176 orang dan Kamis (31/12/2020) 6 orang. Sedangkan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 7 orang.
Atas kondisi tersebut Pemkab Sleman melakukan intervensi dan hasilnya sekarang angka penularan di Sleman di bawah 1, yakni 0,96. Atau bisa terkontrol. Sehingga status Sleman ada penuruan dari zone merah (resiko penularan tinggi) ke zona orange (resiko penularan sedang).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo mengatakan saat ini dari 17 kapenewonan di Sleman, 10 kapenwonan angka penularannya COVID-19 di bawah 1, sehingga statusnya turun, dari zone merah ke zona orange dan 7 kapenewonan masih di atas 1, atau masuk zona merah.
“7 kapenewonan yang masih zona mreah, yakni Cangkringan, Turi, Sleman, Ngaglik, Kalasan, Prambanan dan Mlati,” kata Joko, Kamis (31/12/2020).
Joko menjelaskan untuk angka penularan (reproduksi) dipengaruhi tiga parameter, yakni kasus postif, kasus sembuh dan kasus kematian. Dari tiga parameter tersebut, 10 kapenewonan angka penurlannya 0-0,99 sedangkan 7 kapenewonan masuk zona merah, sebab angka penularannya masih di atas angka 1.
(Baca juga: Malam Tahun Baru, Arus Lalu Lintas di Tol Semarang - Solo Lancar)
“Kami akan terus melakukan intervensi, sehingga nantinya angka penularan bisa di bawah angka satu, sehingga Sleman keluar dari zona merah,” paparnya.
(Baca juga: Sepanjang 2020, Polres Salatiga Pecat 2 Anggota Indisipliner)
Kasus akumulasi COVID-19 di Sleman sampai Kamis (31/12/2020) pukul 18.30 WIB tercatat terkonfirmasi sebanyak 5012 kasus (dirawat 940 orang, sembuh 3979 orang, meninggal 93 orang). Dari jumlah ini bergejala 865 orang dan tanpa gejala 4147 orang.
Senin (28/12/2020) 46 kasus, Selasa (29/12/2020), 100 kasus, Rabu (30/12/2020), 64 kasus dan Kamis (31/12/2020) 61 kasus.
Dengan penambahan ini Pemkab Sleman memperpanjang tanggap darurat COVID-19, 1 Januari 2021-31 Januari 2021. Namun, disisi lain jumlah pasien yang sembuh juga cukup banyak, yakni mencapai 484 orang.
Senin (28/12/2020), 82 orang, Selasa (29/12/2020), 218 orang, Rabu (30/12/2020) 176 orang dan Kamis (31/12/2020) 6 orang. Sedangkan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 7 orang.
Atas kondisi tersebut Pemkab Sleman melakukan intervensi dan hasilnya sekarang angka penularan di Sleman di bawah 1, yakni 0,96. Atau bisa terkontrol. Sehingga status Sleman ada penuruan dari zone merah (resiko penularan tinggi) ke zona orange (resiko penularan sedang).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo mengatakan saat ini dari 17 kapenewonan di Sleman, 10 kapenwonan angka penularannya COVID-19 di bawah 1, sehingga statusnya turun, dari zone merah ke zona orange dan 7 kapenewonan masih di atas 1, atau masuk zona merah.
“7 kapenewonan yang masih zona mreah, yakni Cangkringan, Turi, Sleman, Ngaglik, Kalasan, Prambanan dan Mlati,” kata Joko, Kamis (31/12/2020).
Joko menjelaskan untuk angka penularan (reproduksi) dipengaruhi tiga parameter, yakni kasus postif, kasus sembuh dan kasus kematian. Dari tiga parameter tersebut, 10 kapenewonan angka penurlannya 0-0,99 sedangkan 7 kapenewonan masuk zona merah, sebab angka penularannya masih di atas angka 1.
(Baca juga: Malam Tahun Baru, Arus Lalu Lintas di Tol Semarang - Solo Lancar)
“Kami akan terus melakukan intervensi, sehingga nantinya angka penularan bisa di bawah angka satu, sehingga Sleman keluar dari zona merah,” paparnya.
(Baca juga: Sepanjang 2020, Polres Salatiga Pecat 2 Anggota Indisipliner)
Kasus akumulasi COVID-19 di Sleman sampai Kamis (31/12/2020) pukul 18.30 WIB tercatat terkonfirmasi sebanyak 5012 kasus (dirawat 940 orang, sembuh 3979 orang, meninggal 93 orang). Dari jumlah ini bergejala 865 orang dan tanpa gejala 4147 orang.
(boy)