Jeglongan Sewu, Ini Julukan Warga untuk Jalan Lamongan-Babat yang Berlubang
loading...
A
A
A
LAMONGAN - Jalur poros pantura Lamongan -Babat banyak berlubang dan membahayakan pengguna jalan. Warga pun memberi julukan sebagai jeglongan sewu atau seribu lubang.
Jalan rusak di sepanjang jalan nasional Lamongan-Babat sampai kini belum dijamah perbaikan. Kemacetan panjang dari arah timur depan Kodim 0812 hingga perlintasan double track di barat Terminal Lamongan, dan dari arah barat yakni Turi hingga Terminal Lamongan selalu terjadi setiap turun hujan.
(Baca juga: Jalan di Merangin Rusak, Warga Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan)
Perbaikan jalan sementara yang sudah dilakukan hanya berupa penetrasi atau tambal sulam lubang-lubang kecil. Sementara lubang yang lebar belum diperbaiki. Warga bahkan ada yang berinisiatif memberi tanda lubang dengan ban mobil yang dipasang di jalan Jaksa Agung Suprapto, depan Kantor Bulog Lamongan.
(Baca juga: Gempa Berpusat di Darat Guncang Bengkulu, Warga Rasakan Guncangan Kuat)
Sementara jalan yang mengapit double track yang melintas di barat Terminal Lamongan kerusakannya jauh lebih parah. Semua jenis kendaraan harus mengurangi kecepatan untuk menghindari kecelakaan.
Tingkat kemiringan double track dengan badan jalan nasional tak berimbang ditambah kerusakan jalan beraspal yang terdapat di beberapa titik. Kedalam jalan yang rusak antara 20-25 sentimeter dengan diameter antara 30-50 sentimeter.
Sementara sambungan jembatan di beberapa titik juga mulai terbuka permukaannya hingga membentuk kubangan yang dalam dan panjang.
Kondisi itu bisa dilihat di Jembatan Kaliotik, Balun (Sarirejo), Plalangan dan Jembatan Turi. Kerusakan jalan dan permukaan jembatan tersebut bak jebakan yang siap menelan korban, baik pengguna motor maupun mobil.
"Apa perbaikannya harus nunggu ada kecelakaan dengan korban lebih banyak, baru kemudian diperbaiki," gerutu salah seorang warga Lamongan, Fahruddin, Kamis (17/12/2020).
Jalan rusak di sepanjang jalan nasional Lamongan-Babat sampai kini belum dijamah perbaikan. Kemacetan panjang dari arah timur depan Kodim 0812 hingga perlintasan double track di barat Terminal Lamongan, dan dari arah barat yakni Turi hingga Terminal Lamongan selalu terjadi setiap turun hujan.
(Baca juga: Jalan di Merangin Rusak, Warga Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan)
Perbaikan jalan sementara yang sudah dilakukan hanya berupa penetrasi atau tambal sulam lubang-lubang kecil. Sementara lubang yang lebar belum diperbaiki. Warga bahkan ada yang berinisiatif memberi tanda lubang dengan ban mobil yang dipasang di jalan Jaksa Agung Suprapto, depan Kantor Bulog Lamongan.
(Baca juga: Gempa Berpusat di Darat Guncang Bengkulu, Warga Rasakan Guncangan Kuat)
Sementara jalan yang mengapit double track yang melintas di barat Terminal Lamongan kerusakannya jauh lebih parah. Semua jenis kendaraan harus mengurangi kecepatan untuk menghindari kecelakaan.
Tingkat kemiringan double track dengan badan jalan nasional tak berimbang ditambah kerusakan jalan beraspal yang terdapat di beberapa titik. Kedalam jalan yang rusak antara 20-25 sentimeter dengan diameter antara 30-50 sentimeter.
Sementara sambungan jembatan di beberapa titik juga mulai terbuka permukaannya hingga membentuk kubangan yang dalam dan panjang.
Kondisi itu bisa dilihat di Jembatan Kaliotik, Balun (Sarirejo), Plalangan dan Jembatan Turi. Kerusakan jalan dan permukaan jembatan tersebut bak jebakan yang siap menelan korban, baik pengguna motor maupun mobil.
"Apa perbaikannya harus nunggu ada kecelakaan dengan korban lebih banyak, baru kemudian diperbaiki," gerutu salah seorang warga Lamongan, Fahruddin, Kamis (17/12/2020).