Akses Jalan Desa di Grobogan Masih Terputus, Tertutup Lumpur Sisa Banjir

Selasa, 28 Januari 2025 - 15:06 WIB
loading...
Akses Jalan Desa di...
Warga bergotong royong membersihkan lumpur sisa banjir yang menutup akses jalan menuju Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (28/1/2025). FOTO/RUSTAMAN NUSANTARA
A A A
GROBOGAN - Akses jalan menuju Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Grobogan , Jawa Tengah, hingga saat ini masih terputus akibat terendam lumpur setinggi satu hingga satu setengah meter. Lumpur ini berasal dari terjangan banjir yang disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang pada 21 Januari 2025 lalu. Ratusan petugas dan relawan, bersama warga setempat, bergotong royong membersihkan lumpur untuk membuka akses jalan yang tersumbat.

Banjir yang merendam Desa Baturagung sejak delapan hari lalu ini telah menyebabkan ribuan rumah terendam, sementara akses jalan yang melewati desa tersebut lumpuh. Meskipun air telah surut, lumpur yang tertinggal terus menghambat mobilitas warga dan distribusi bantuan.

Menurut Sudarmanto, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Baturagung, dua dusun terdampak parah akibat banjir, yakni Dusun Mintreg dan Dusun Ringin Kidul. Sebanyak tiga belas rumah hanyut terbawa arus banjir, sedangkan delapan belas rumah lainnya rusak berat. Diperkirakan lebih dari seribu rumah lain terendam banjir, dan lumpur yang menggenangi rumah di dua dusun tersebut bahkan mencapai kedalaman satu setengah meter.



"Seluruh warga yang terdampak banjir kini masih bertahan di tempat pengungsian. Kami khawatir jika hujan deras kembali turun, banjir susulan bisa terjadi karena tanggul Sungai Tuntang yang sedang dalam proses perbaikan," ujar Sudarmanto.

Petugas dari TNI, Polri, serta relawan dari berbagai organisasi dan siswa sekolah, saat ini tengah fokus membersihkan lumpur di sepanjang jalan desa. Pembukaan akses jalan menjadi prioritas agar bantuan bisa segera disalurkan kepada warga yang masih berada di pengungsian, yang terletak di Masjid dan Balai Desa Baturagung.

Hingga saat ini, sekitar 700 warga desa masih berada di pengungsian. Mereka mengaku telah kehilangan hampir seluruh barang, terutama pakaian yang sangat dibutuhkan selama masa pengungsian.

Proses pembersihan lumpur menghadapi kendala karena tingginya ketinggian lumpur yang cukup sulit untuk diangkat. Namun, upaya gotong royong yang melibatkan berbagai pihak diharapkan dapat segera membuka akses jalan yang terkendala.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2027 seconds (0.1#10.140)