10 Aksi Heroik Pahlawan Nasional Berkhidmat Membela Rakyat dan Bangsa
loading...
A
A
A
3. Tuanku Imam Bonjol
Perang Padri adalah satu perang besar terjadi di Nusantara melawan kekuatan pasukan Belanda. Adalah Tuanku Imam Bonjol yang lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat 1772 memimpin perjuang dan berperang melawan Belanda kurun waktu 1803-1838.
Tuanku Imam Bonjol wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864.
Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Kaum Adat dan Kaum Padri akhirnya bersatu dan melawan Belanda pada awal 1833. Kedua belah pihak yang awalnya berkonflik kemudian bahu-membahu melawan Belanda.
Bersatunya kaum Adat dan kaum Padri ini dimulai dengan adanya kompromi yang dikenal dengan nama Plakat Puncak Pato di Tabek Patah yang mewujudkan konsensus Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah (Adat berdasarkan Agama, Agama berdasarkan Kitabullah (Al-Qur'an). (BACA JUGA: Tuan Rondahaim Saragih Raja ke-14 Simalungun Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional)
Pada Oktober 1837 Belanda berhasil mengalahkan kekuatan Tuanku Imam Bonjol Imam Bonjol lalu diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan lagi ke Ambon dan akhirnya ke Lotta, Minahasa, dekat Manado.
Di tempat terakhir itu dia meninggal dunia pada 8 November 1864. Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di tempat pengasingannya tersebut.
Perjuangan yang telah dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol dapat menjadi apresiasi akan kepahlawanannya dalam menentang penjajahan.
4. Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api adalah peristiwa besar dan sangat bersejarah pada 23 Maret 1946. Sekitar 200.000 penduduk Bandung, Jawa Barat membakar seluruh rumah dan bangunan mereka lainnya dalam waktu tujuh jam.
Hal ini mereka lakukan karena ketidakrelaannya Belanda ingin menduduki Kota Bandung dan menguasai aset bangunan dan rumah milik rakyat Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR, diserahkan kepada mereka.
Perang Padri adalah satu perang besar terjadi di Nusantara melawan kekuatan pasukan Belanda. Adalah Tuanku Imam Bonjol yang lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat 1772 memimpin perjuang dan berperang melawan Belanda kurun waktu 1803-1838.
Tuanku Imam Bonjol wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864.
Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Kaum Adat dan Kaum Padri akhirnya bersatu dan melawan Belanda pada awal 1833. Kedua belah pihak yang awalnya berkonflik kemudian bahu-membahu melawan Belanda.
Bersatunya kaum Adat dan kaum Padri ini dimulai dengan adanya kompromi yang dikenal dengan nama Plakat Puncak Pato di Tabek Patah yang mewujudkan konsensus Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah (Adat berdasarkan Agama, Agama berdasarkan Kitabullah (Al-Qur'an). (BACA JUGA: Tuan Rondahaim Saragih Raja ke-14 Simalungun Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional)
Pada Oktober 1837 Belanda berhasil mengalahkan kekuatan Tuanku Imam Bonjol Imam Bonjol lalu diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian dipindahkan lagi ke Ambon dan akhirnya ke Lotta, Minahasa, dekat Manado.
Di tempat terakhir itu dia meninggal dunia pada 8 November 1864. Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di tempat pengasingannya tersebut.
Perjuangan yang telah dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol dapat menjadi apresiasi akan kepahlawanannya dalam menentang penjajahan.
4. Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api adalah peristiwa besar dan sangat bersejarah pada 23 Maret 1946. Sekitar 200.000 penduduk Bandung, Jawa Barat membakar seluruh rumah dan bangunan mereka lainnya dalam waktu tujuh jam.
Hal ini mereka lakukan karena ketidakrelaannya Belanda ingin menduduki Kota Bandung dan menguasai aset bangunan dan rumah milik rakyat Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR, diserahkan kepada mereka.