Patung Pahlawan Nasional di PIK Cermin Kebinekaan
loading...
![Patung Pahlawan Nasional...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2025/02/10/6/1527943/patung-pahlawan-nasional-di-pik-cermin-kebinekaan-puh.jpg)
Tugu Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman di PIK2 didirikan sebagai penghormatan kepada Pahlawan Nasional. Foto/PIK2
A
A
A
TANGERANG - Pendakwah asal Teluk Naga, Tangerang, Banten, Kiai Hasan Basri mengatakan, masyarakat tidak meragukan nasionalisme pengembang kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK). Hal ini tercermin dengan dibangunnya simbol-simbol tokoh nasional di sana.
“Kita lihat di sini (PIK) ada patung Proklamator kita, Soekarno-Hatta, yang dibuat dengan megah. Ada juga patung Jenderal Besar kita, Jenderal Soedirman,” kata tokoh agama Teluk Naga tersebut, Senin (10/2/2025).
Dalam pandangan Kiai Hasan Basri, pengembang PIK mengakomodasi nilai-nilai kebinekaan yang ada di sana. Sehingga isu PIK hanya untuk etnis tertentu tidaklah berdasar.
“Di sini juga ada masjid yang indah, tempatnya bersih, yang bisa mengakomodasi umat Islam yang datang ke sini. Ada juga menara syariah. Ini artinya pengembang memperhatikan kebinekaan. Menjaga NKRI agar tidak terpecah-belah,” ungkapnya.
Hal yang tak kalah penting, lanjutnya, masyarakat sekitar PIK sudah merasakan manfaatnya. Menurutnya, ribuan warga sekitar bisa mencari nafkah dengan terbukanya lapangan kerja di sana.
“Kemarin saya baca ada WatsApp (WA) bahwa dibutuhkan tenaga kerja, tidak ada kualifikasi pendidikan, yang penting warga Pakuhaji. Ini artinya kan menjadi penghidupan warga sekitar,” paparnya.
Kiai Hasan Basri juga menyinggung soal kampanye negatif PIK hanya karena di sana ada patung naga. Dikatakannya, patung naga itu hanya benda mati yang tidak ada mudharatnya untuk aqidah umat Islam.
“Kita lihat di sini (PIK) ada patung Proklamator kita, Soekarno-Hatta, yang dibuat dengan megah. Ada juga patung Jenderal Besar kita, Jenderal Soedirman,” kata tokoh agama Teluk Naga tersebut, Senin (10/2/2025).
Baca Juga
Dalam pandangan Kiai Hasan Basri, pengembang PIK mengakomodasi nilai-nilai kebinekaan yang ada di sana. Sehingga isu PIK hanya untuk etnis tertentu tidaklah berdasar.
“Di sini juga ada masjid yang indah, tempatnya bersih, yang bisa mengakomodasi umat Islam yang datang ke sini. Ada juga menara syariah. Ini artinya pengembang memperhatikan kebinekaan. Menjaga NKRI agar tidak terpecah-belah,” ungkapnya.
Hal yang tak kalah penting, lanjutnya, masyarakat sekitar PIK sudah merasakan manfaatnya. Menurutnya, ribuan warga sekitar bisa mencari nafkah dengan terbukanya lapangan kerja di sana.
“Kemarin saya baca ada WatsApp (WA) bahwa dibutuhkan tenaga kerja, tidak ada kualifikasi pendidikan, yang penting warga Pakuhaji. Ini artinya kan menjadi penghidupan warga sekitar,” paparnya.
Kiai Hasan Basri juga menyinggung soal kampanye negatif PIK hanya karena di sana ada patung naga. Dikatakannya, patung naga itu hanya benda mati yang tidak ada mudharatnya untuk aqidah umat Islam.