Pembagian Komandan Pasukan Pangeran Diponegoro dan Wilayah yang Diserang

Senin, 10 Februari 2025 - 07:11 WIB
loading...
Pembagian Komandan Pasukan...
Pangeran Diponegoro versi AI. Foto/Instagram @ainusantara
A A A
PANGERAN Diponegoro mulai menyusun strategi di markas pasukannya di Desa Selarong. Di sana, sang pangeran dibantu oleh beberapa orang terdekatnya mulai menyiapkan langkah taktis, untuk menguasai Kesultanan Yogyakarta dan mengusir orang-orang Belanda dan China.

Guna mencapai sasaran strateginya disusun sejumlah langkah, mulai dari melakukan serangan ke wilayah Keraton Yogyakarta , mengisolasi Yogyakarta untuk mencegah datangnya bantuan pasukan dari luar Yogya, hingga membagi wilayah area termasuk siapa saja pemimpin dan penanggung jawab pasukannya.

Pangeran Diponegoro juga mengirim surat lewat caraka, kepada para pemimpin pasukan di wilayah Kesultanan, yang berada di Kedu, Bagelen, Banyumas, Serang dan wilayah Monconegoro Timur, meliput wilayah Magetan, Madiun, Rajegwesi, Kertosono, Berbek, Ngrowo, dan para demang yang berada di perbatasan wilayah Kesultanan dan Kesunanan.





Surat itu berisi perintah untuk memerangi orang Eropa dan China. Pangeran Diponegoro dan pasukannya juga menyusun daftar bangsawan yang dinilai sebagai lawan dan melindungi mereka yang membantu, dikutip dari "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia".

Kemudian sang pangeran juga membagi wilayah Kesultanan Yogyakarta, atas beberapa daerah perang (mandala) dan mengangkat para komandan daerah dan pasukan. Beberapa pembantu utama dilantik, antara lain Pangeran Suryologo, saudara Diponegoro, Tumenggung Mangkudirejo, diangkat sebagai Pangeran Mangkudiningrat, Pangeran Notoprojo.

Berikutnya, Tumenggung Mertoyudo, menjadi Pangeran Wiryonegoro, Demang Kertopengalasan, menjadi Tumenggung Wiryodirejo. Para pemimpin mandala perang yang diangkat sebagai Bagelen diisi oleh Pangeran Suryokusumo dan Tumenggung Reksoprojo, Lowano, Bagelen Timur, diisi Pangeran Abu Bakar dan Muhammad.

Selanjutnya, Ledok, Tumenggung Handangtoro, Gowong, Tumenggung Gajah Pernada, Langon, Pangeran Notoprojo, Kedu diisi oleh Tumenggung Hadiwinoto, dan Tumenggung Martodipuro, wilayah Parakan, Tumenggung Sumodilogo. Yogyakarta Barat, Tumenggung Joyomustopo, Tumenggung Hadisuryo, dan Tumenggung Sumonegoro.

Kiai Muhammad Arfah, Mulyosentiko atau Tumenggung Seconegoro menjadi pimpinannya di Kedu, Gamplong, Tumenggung Cokronegoro dan Tumenggung Sumodiwiryo, Yogyakarta Utara, Pangeran Surodilogo, dan Pangeran Sumodiwiryo, Sambiroto, diisi oleh Pangeran Mangkudiningrat, Pangeran Notoprojo, dan Tumenggung Ranupati, Yogyakarta Timur, Pangeran Suryonegoro, dan Suranegoro.

Di wilayah Gunung Kidul diisi Pangeran Sudironegoro, Jonegoro, dan Sumodiningrat, Pajang, Warsokusumo, Mertoloyo, Wiryokusumo, dan Dipodirjo, dan terakhir wilayah Sokowati atau Sragen, Tumenggung Kertodirjo, dan Mangunnegoro.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1254 seconds (0.1#10.140)