10 Aksi Heroik Pahlawan Nasional Berkhidmat Membela Rakyat dan Bangsa
loading...
A
A
A
Hari ini 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan . Presiden Joko Widodo pun direncanakan akan berziarah ke Taman Makan Pahlawan (TMP) Kalibata , Jakarta Selatan.
Disetiap daerah mempunyai sejarah perjuangan yang heroik melawan penjajahan. Setiap daerah mempunyai tokoh pahlawan yang patut diteledani karena semangatnya melawan ketidakadilan penjajahan.
Kisah-kisah perjuangannya sangat patut diketahui generasi muda saat ini. Dengan begitu mereka tahu bahwa bangsa ini mempunyai tokoh yang ikhlas berjuang.
Berikut 10 nama tokoh Pahlawan Nasional yang berjuang di daerahnya masing-masing. (BACA JUGA: Bandung Lautan Api, Taktik Bumi Hangus Melawan Penjajah)
1. Cut Nya Dhien
Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan nasional dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh
Perempuan tangguh ini dilahirkan di Lampadang, Kerajaan Aceh pada 1848 dan wafat di pengasianganya di Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908.
Setelah suaminya Teuku Umar gugur pada 11 Februari 1899 setelah bertempur menghadapi Belanda, Cut Nyak Dhien pun memilih berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama unit kecil pasukannya.
Usia Srikandi Aceh ini saat itu sudah relatif tua serta kondisi tubuh yang digrogoti berbagai penyakit seperti encok dan rabun membuat satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba.
Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Keberadaan Cut Nyak Dhien yang dianggap masih memberikan pengaruh kuat terhadap perlawanan rakyat Aceh serta hubungannya dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap membuat Belanda mengasingkannya ke Sumedang hingga dia wafat dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang. (BACA JUGA: Peringati Hari Pahlawan, Warga Solo Gelorakan Jaga Indonesia)
2. Sisingamangaraja XII
Adalah pahlawan nasional sesuai SK Presiden RI No 590/1961. Lahir di Bakara, 18 Februari 1845. Perjuangan heroik Sisingamangaraja XII dimulai usai penobatannya sebagai maharaja di negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia Belanda.
Saat itu Belanda mengancam yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian pendek) di Sumatra terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya.
Disetiap daerah mempunyai sejarah perjuangan yang heroik melawan penjajahan. Setiap daerah mempunyai tokoh pahlawan yang patut diteledani karena semangatnya melawan ketidakadilan penjajahan.
Kisah-kisah perjuangannya sangat patut diketahui generasi muda saat ini. Dengan begitu mereka tahu bahwa bangsa ini mempunyai tokoh yang ikhlas berjuang.
Berikut 10 nama tokoh Pahlawan Nasional yang berjuang di daerahnya masing-masing. (BACA JUGA: Bandung Lautan Api, Taktik Bumi Hangus Melawan Penjajah)
1. Cut Nya Dhien
Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan nasional dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh
Perempuan tangguh ini dilahirkan di Lampadang, Kerajaan Aceh pada 1848 dan wafat di pengasianganya di Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908.
Setelah suaminya Teuku Umar gugur pada 11 Februari 1899 setelah bertempur menghadapi Belanda, Cut Nyak Dhien pun memilih berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama unit kecil pasukannya.
Usia Srikandi Aceh ini saat itu sudah relatif tua serta kondisi tubuh yang digrogoti berbagai penyakit seperti encok dan rabun membuat satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba.
Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Keberadaan Cut Nyak Dhien yang dianggap masih memberikan pengaruh kuat terhadap perlawanan rakyat Aceh serta hubungannya dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap membuat Belanda mengasingkannya ke Sumedang hingga dia wafat dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang. (BACA JUGA: Peringati Hari Pahlawan, Warga Solo Gelorakan Jaga Indonesia)
2. Sisingamangaraja XII
Adalah pahlawan nasional sesuai SK Presiden RI No 590/1961. Lahir di Bakara, 18 Februari 1845. Perjuangan heroik Sisingamangaraja XII dimulai usai penobatannya sebagai maharaja di negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia Belanda.
Saat itu Belanda mengancam yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian pendek) di Sumatra terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya.