Penantang Gibran di Pilwako Solo Ini Naik Kuda saat Daftar ke KPU
loading...
A
A
A
SOLO - Suasana meriah mewarnai pendaftaran pasangan calon Independent Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) ke KPU Solo, Minggu (6/9/2020). Dengan diiringi para pendukung, pasangan Bajo yang bakal jadi penantang Gibran ini naik kuda memimpin barisan di depan rombongan.
Bagyo nampak menaiki kuda warna hitam, dan Supardjo menaiki kuda warna coklat. Di belakangnya terdapat iring-iringan sembilan andong, dan di belakangnya lagi massa yang berjalan kaki.
"Pemberangkatan pasangan Bajo tidak ada seremonial, kami buka dengan doa bersama sesuai keyakinan masing-masing. Setelah itu rombongan berangkat," kata Ketua tim kampanye Bajo, Sutrisno. Para pendukung selama perjalanan meneriakkan yel yel kemenangan. (Baca: Ikut Antar Calon Wali Kota ke KPU, UAS: Kita Masyarakat Paling Pancasilais).
Pelaksana Harian Tim pemenangan Bajo, Robert Hananto mengaku sebelumnya sudah menginstruksikan kepada para pendukung untuk membatasi keikutsertaan mereka ke KPU.
"Tapi karena mereka merasa ini torehan sejarah, dan mereka pingin ikut. Sehingga mereka memaksa untuk ikut," kata Robert. (Baca: Misteri Pertarungan Surontanu Lawan Joko Tulus, Dua Murid Pesantren Berbeda Jalan).
Namun ia mengklaim selama perjalanan mereka menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, jalan jaga jarak.
Bagyo nampak menaiki kuda warna hitam, dan Supardjo menaiki kuda warna coklat. Di belakangnya terdapat iring-iringan sembilan andong, dan di belakangnya lagi massa yang berjalan kaki.
"Pemberangkatan pasangan Bajo tidak ada seremonial, kami buka dengan doa bersama sesuai keyakinan masing-masing. Setelah itu rombongan berangkat," kata Ketua tim kampanye Bajo, Sutrisno. Para pendukung selama perjalanan meneriakkan yel yel kemenangan. (Baca: Ikut Antar Calon Wali Kota ke KPU, UAS: Kita Masyarakat Paling Pancasilais).
Pelaksana Harian Tim pemenangan Bajo, Robert Hananto mengaku sebelumnya sudah menginstruksikan kepada para pendukung untuk membatasi keikutsertaan mereka ke KPU.
"Tapi karena mereka merasa ini torehan sejarah, dan mereka pingin ikut. Sehingga mereka memaksa untuk ikut," kata Robert. (Baca: Misteri Pertarungan Surontanu Lawan Joko Tulus, Dua Murid Pesantren Berbeda Jalan).
Namun ia mengklaim selama perjalanan mereka menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, jalan jaga jarak.
(nag)