China Ogah, AS Resmi Pakai Remdesivir untuk Obati Pasien Corona

Sabtu, 02 Mei 2020 - 11:03 WIB
loading...
China Ogah, AS Resmi Pakai Remdesivir untuk Obati Pasien Corona
Foto/ilustrasi.istimewa
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat secara resmi menggunakan remdevisir untuk mengobatan pasien COVID-19. Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) mengizin kepada perusahaan bio farmasi negara itu, Gilead Sciences Inc, untuk penggunaan darurat obat antiviral remdesivir eksperimental tersebut.

Pejabat medis AS telah mengumumkan bukti dari uji coba bahwa remdesivir membantu pasien COVID-19 yang serius pulih lebih cepat seperti dikutip dari France24, Sabtu (2/5/2020).

Presiden AS Donald Trump sendiri telah menjadi pendukung vokal remdesivir sebagai cara yang memungkinkan untuk mengendalikan pandemi virus Corona baru. Hampir 65.000 orang Amerika tewas dalam pandemi global ini.

Awalnya dikembangkan oleh Gilead Sciences Inc untuk memerangi Ebola, obat ini telah terbukti efektif untuk mengobati berbagai virus Corona yang telah muncul sejak awal 2000-an.

Sebelumnya Gilead Sciences Inc mengatakan telah membantu meningkatkan hasil untuk pasien COVID-19 dan memberikan data yang menunjukkan bahwa obat itu bekerja lebih baik ketika diberikan di awal infeksi.

Obat yang diawasi ketat ini telah memindahkan pasar keuangan dalam beberapa minggu terakhir, setelah rilis beberapa studi yang melukiskan gambaran beragam efektivitasnya.

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS dan anggota terkemuka gugus tugas virus corona Gedung Putih, Dr Anthony Fauci, mengawasi penelitian pada 1.063 pasien di AS, Eropa dan Asia untuk menguji efektivitas obat antivirus.

Pada awal pekan ini Fauci mengatakan data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki efek positif, signifikan, positif dalam mengurangi waktu untuk pemulihan dari pasien COVID-19.

Namun hasil berbeda diberikan oleh tim peneliti China dalam jurnal medis Inggris, The Lancet. Eksperiman yang mereka lakukan pada 237 pasien yang sakit parah di 10 rumah sakit Provinsi Hubei, wilayah asal epidemi, menunjukkan remdesivir hanya membuat sedikit perbedaan.

"Sayangnya, penelitian kami menunjukkan bahwa perawatan ini tidak memberikan manfaat spesifik dibandingkan dengan plasebo," tulis Bin Cao, penulis utama artikel tersebut.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1893 seconds (0.1#10.140)