Diaspora Papua di AS: Terima Kasih Indonesia atas Program Beasiswa LPDP
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Perbedaan budaya dalam pendidikan antara Indonesia, khususnya Indonesia Timur, dengan Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pengalaman berharga bagi mahasiswa Papua yang menempuh studi di negeri Paman Sam.
Kedisiplinan dan efisiensi waktu adalah hal yang sangat ditekankan di sana. Mahasiswa di AS terbiasa memanfaatkan waktu untuk membaca buku, berdiskusi, dan menanyakan materi kepada dosen di luar jam perkuliahan.
Alumni LPDP yang menyelesaikan S2 jurusan Kebijakan Pendidikan dan Kepemimpinan di American University AS Paskalis Kaipman mengatakan, dengan cita-cita yang kuat dan kepercayaan diri yang kokoh, orang Papua dapat mencapai apa yang diinginkan.
“Orang Papua harus memiliki target untuk mengangkat potensi yang dimiliki Papua agar dapat mencapai dunia internasional baik produk unggulan maupun SDM unggul Papua. Karena itu, soft skill seperti sikap jujur, berani, dan rajin harus dimiliki,” kata Paskalis, Sabtu (3/8/2024).
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas beasiswa LPDP dan menyatakan kesiapannya untuk mengabdi di tanah Papua.
Fernando Tanatty, yang bekerja sebagai Customer Service dan Gate Agent di United Airlines di Denver International Airport, Colorado, menekankan pentingnya penguasaan teknologi untuk beradaptasi dalam lingkungan pendidikan di AS.
“Kedepan saya akan kembali ke Papua dan akan menjembatani teman-teman Papua untuk mengikuti program di AS. Dengan berbekal pengalaman-pengalaman selama di sana, saya yakin dapat memberikan kontribusi ide kepada pemerintah dalam pembangunan Papua,” katanya.
Mahasiswa Corban University dari Papua Tengah Gerpatius Bagau merasa bersyukur mendapatkan kesempatan belajar di AS. Sebagai mahasiswa Papua di AS, pihaknya akan lebih kritis dan memiliki kemampuan dalam merencanakan strategi ke depan.
Kedisiplinan dan efisiensi waktu adalah hal yang sangat ditekankan di sana. Mahasiswa di AS terbiasa memanfaatkan waktu untuk membaca buku, berdiskusi, dan menanyakan materi kepada dosen di luar jam perkuliahan.
Alumni LPDP yang menyelesaikan S2 jurusan Kebijakan Pendidikan dan Kepemimpinan di American University AS Paskalis Kaipman mengatakan, dengan cita-cita yang kuat dan kepercayaan diri yang kokoh, orang Papua dapat mencapai apa yang diinginkan.
“Orang Papua harus memiliki target untuk mengangkat potensi yang dimiliki Papua agar dapat mencapai dunia internasional baik produk unggulan maupun SDM unggul Papua. Karena itu, soft skill seperti sikap jujur, berani, dan rajin harus dimiliki,” kata Paskalis, Sabtu (3/8/2024).
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas beasiswa LPDP dan menyatakan kesiapannya untuk mengabdi di tanah Papua.
Fernando Tanatty, yang bekerja sebagai Customer Service dan Gate Agent di United Airlines di Denver International Airport, Colorado, menekankan pentingnya penguasaan teknologi untuk beradaptasi dalam lingkungan pendidikan di AS.
“Kedepan saya akan kembali ke Papua dan akan menjembatani teman-teman Papua untuk mengikuti program di AS. Dengan berbekal pengalaman-pengalaman selama di sana, saya yakin dapat memberikan kontribusi ide kepada pemerintah dalam pembangunan Papua,” katanya.
Mahasiswa Corban University dari Papua Tengah Gerpatius Bagau merasa bersyukur mendapatkan kesempatan belajar di AS. Sebagai mahasiswa Papua di AS, pihaknya akan lebih kritis dan memiliki kemampuan dalam merencanakan strategi ke depan.