Jalur Penangkal Banjir Tertutup Lumpur, Risma Pilih Cara Cepat Ini
loading...
A
A
A
SURABAYA - Di tengah pandemi COVID-19 ancaman banjir di Kota Surabaya masih memberikan teror. Apalagi selama empat bulan terakhir ini sedimen lumpur terus menumpuk di jalur pembuangan air yang nantinya berujung pada banjir.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memilih untuk cepat mengeruk endapan lumpur yang ada di berbagai kawasan. Ia pun melihat langsung pengerukan lumpur di sungai Jalan Baruk Utara I, Kedung Baruk, Rungkut Surabaya, Selasa (11/8/2020).
Pengerukan di sungai yang membentang dari Wonorejo Timur hingga Ketintang Baru ini dilakukan untuk mengantisipasi meluapnya aliran air ketika curah hujan tinggi. Apalagi tanda-tanda musim hujan sudah mulai terlihat dengan beberapa kali hujan dengan intensitas rendah sudah dating di Kota Pahlawan.
(Baca juga: Pemkot Surabaya Survei Kampung untuk Pemasangan Wifi Gratis )
Untuk mempercepat proses pengerukan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya mengerahkan dua unit alat berat berupa excavator beserta beberapa mobil dump truck.
Beberapa unit dump truck pun disiapkan untuk mengangkut lumpur-lumpur hasil pengerukan. "Terus keruk ke bawah, ke bawah lagi, oke tarik lumpurnya," kata Risma kepada operator excavator.
(Baca juga: Catat! 10 Kelurahan Ini Memiliki Jumlah Kasus Terendah COVID-19 )
Dengan mengenakan sepatu boot warna pink dan kemeja hitam motif batik, Risma nampak tak canggung berada di bantaran sungai untuk melihat langsung alat berat bekerja melakukan pengerukan. Bahkan, ia juga sempat blusukan di bantaran sungai belakang Universitas Dinamika untuk memantau aliran air.
Puluhan Satgas PU beserta jajaran Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) juga nampak berada di lokasi. Mereka pun bersiap membersihkan sisa-sisa pengerukan lumpur itu. Tak lupa, sampah atau kotoran yang berada di bantaran tepi sungai juga turut dibersihkan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, Erna Purnawati mengatakan, menjelang musim hujan, sungai atau saluran air dilakukan pengerukan. Salah satunya di aliran Sungai Wonorejo yang terus dikeruk setelah endapan lumpur terus bertambah.
"Jadi pengerukan mulai pompa Wonorejo I (Rungkut Megah Raya) sampai hilir (Pompa Wonorejo II). Nah, yang di hilir itu sudah kita keruk. Jadi yang kita keruk sekarang dari pompa Wonorejo I menuju pompa Wonorejo II," kata Erna.
Ia menjelaskan, case aliran sungai ini membentang panjang melintasi beberapa kawasan. Mulai Wonorejo Timur, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Wonocolo, hingga Ketintang Baru. “Kalau dilihat case-nya itu panjang. Jadi ketemu sampai Ketintang Baru masuknya ke Kedung Baruk,” katanya.
Menurutnya, sebagian aliran air itu langsung dibuang menuju Sungai Jagir menggunakan pompa Wonorejo I. Sedangkan sebagian lain dialirkan menuju pompa di Wonorejo II. “Nanti di sana di hilirnya ada dua pompa, (dialirkan) masuk ke bozem sama ke Medokan Ayu hilir,” jelasnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memilih untuk cepat mengeruk endapan lumpur yang ada di berbagai kawasan. Ia pun melihat langsung pengerukan lumpur di sungai Jalan Baruk Utara I, Kedung Baruk, Rungkut Surabaya, Selasa (11/8/2020).
Pengerukan di sungai yang membentang dari Wonorejo Timur hingga Ketintang Baru ini dilakukan untuk mengantisipasi meluapnya aliran air ketika curah hujan tinggi. Apalagi tanda-tanda musim hujan sudah mulai terlihat dengan beberapa kali hujan dengan intensitas rendah sudah dating di Kota Pahlawan.
(Baca juga: Pemkot Surabaya Survei Kampung untuk Pemasangan Wifi Gratis )
Untuk mempercepat proses pengerukan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya mengerahkan dua unit alat berat berupa excavator beserta beberapa mobil dump truck.
Beberapa unit dump truck pun disiapkan untuk mengangkut lumpur-lumpur hasil pengerukan. "Terus keruk ke bawah, ke bawah lagi, oke tarik lumpurnya," kata Risma kepada operator excavator.
(Baca juga: Catat! 10 Kelurahan Ini Memiliki Jumlah Kasus Terendah COVID-19 )
Dengan mengenakan sepatu boot warna pink dan kemeja hitam motif batik, Risma nampak tak canggung berada di bantaran sungai untuk melihat langsung alat berat bekerja melakukan pengerukan. Bahkan, ia juga sempat blusukan di bantaran sungai belakang Universitas Dinamika untuk memantau aliran air.
Puluhan Satgas PU beserta jajaran Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) juga nampak berada di lokasi. Mereka pun bersiap membersihkan sisa-sisa pengerukan lumpur itu. Tak lupa, sampah atau kotoran yang berada di bantaran tepi sungai juga turut dibersihkan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, Erna Purnawati mengatakan, menjelang musim hujan, sungai atau saluran air dilakukan pengerukan. Salah satunya di aliran Sungai Wonorejo yang terus dikeruk setelah endapan lumpur terus bertambah.
"Jadi pengerukan mulai pompa Wonorejo I (Rungkut Megah Raya) sampai hilir (Pompa Wonorejo II). Nah, yang di hilir itu sudah kita keruk. Jadi yang kita keruk sekarang dari pompa Wonorejo I menuju pompa Wonorejo II," kata Erna.
Ia menjelaskan, case aliran sungai ini membentang panjang melintasi beberapa kawasan. Mulai Wonorejo Timur, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Wonocolo, hingga Ketintang Baru. “Kalau dilihat case-nya itu panjang. Jadi ketemu sampai Ketintang Baru masuknya ke Kedung Baruk,” katanya.
Menurutnya, sebagian aliran air itu langsung dibuang menuju Sungai Jagir menggunakan pompa Wonorejo I. Sedangkan sebagian lain dialirkan menuju pompa di Wonorejo II. “Nanti di sana di hilirnya ada dua pompa, (dialirkan) masuk ke bozem sama ke Medokan Ayu hilir,” jelasnya.
(msd)