Guru Datangi dari Rumah Siswa hingga Berburu Sinyal di Bukit Demi Pendidikan
loading...
A
A
A
Dia juga senang bisa belajar dibimbing guru kelas yang datang ke rumah karena merasa seakan belajar di sekolah.
Guru Wimbo bersama Kepala TK Tlogotirto I Sri Handayani merelakan waktunya untuk mendatangi semua muridnya satu persatu di rumah demi kepentingan pendidikan anak-anak didik mereka setiap harinya.
Dengan menyusuri jalan persawahan mereka berhenti disetiap rumah dan memberikan tugas serta bimbingan belajar kepada para muridnya.
“Perjuangan dalam mengajar door to door ini adalah salah satu cara untuk mengantasi wali murid yang tidak bisa menggunakan handphone android untuk mengirimkan laporan tugas anak dari rumah ke pihak guru karena sinyal terganggu berat,” kata Sri Handayani, saat hari pertama belajar tahun ajaran 2020/2021, Senin (13/7/2020).
Dengan upaya ini, kata dia, wali murid terutama yang tidak bisa mengoperasikan android bisa terbantu dalam memberikan bimbingan belajar kepada anak di rumah. (BACA JUGA: 11 anggora Komisi II DPRD Pekalongan Studi Banding Pasar Tradisional di Sleman)
Sementara itu, anak-anak desa terpencil di Desa Suwatu, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah juga harus berjuang demi bisa mendapatkan sebuah pelajaran memalui media online. Mereka juga harus berburu sinyal di atas bukit sejauh tiga kilometer.
Bela Fransiska bersama teman-teman sekolahnya di Desa Suwatu begitu menikmati perjalanan menaiki bukit. Mereka berjalan kaki menaiki menusuri jalan bukit sambil membawa handphone dan buku pelajaran. Fransiska tidak sendiri dia terus didampingi Trinawati, ibunya.
Sesampai diatas bukit, anak-anak SD Negeri Suwatu ini kemudian mencari lokasi yang sejuk dan nyaman. Di bawah gardu ini mereka kemudian duduk dan masing-masing mengeluarkan handpone serta buku pelajaran.
Beberapa anak diberikan tugas untuk menghafalkan Alquran melalui ponsel. Sementara sebagian lagi mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh guru dari buku pelajaran. Satu persatu-tugas diselesaikan dan kemudian difoto untuk dikirim ke guru sekolah melalui online.
Trisnawati menjelaskankendala selama belajar di rumah adalah tidak adanya sinyal internet yang sehingga anak-anak atau warga lainnya harus berjalan menyusuri jalan perbukitan untuk berburu sinyal.
Guru Wimbo bersama Kepala TK Tlogotirto I Sri Handayani merelakan waktunya untuk mendatangi semua muridnya satu persatu di rumah demi kepentingan pendidikan anak-anak didik mereka setiap harinya.
Dengan menyusuri jalan persawahan mereka berhenti disetiap rumah dan memberikan tugas serta bimbingan belajar kepada para muridnya.
“Perjuangan dalam mengajar door to door ini adalah salah satu cara untuk mengantasi wali murid yang tidak bisa menggunakan handphone android untuk mengirimkan laporan tugas anak dari rumah ke pihak guru karena sinyal terganggu berat,” kata Sri Handayani, saat hari pertama belajar tahun ajaran 2020/2021, Senin (13/7/2020).
Dengan upaya ini, kata dia, wali murid terutama yang tidak bisa mengoperasikan android bisa terbantu dalam memberikan bimbingan belajar kepada anak di rumah. (BACA JUGA: 11 anggora Komisi II DPRD Pekalongan Studi Banding Pasar Tradisional di Sleman)
Sementara itu, anak-anak desa terpencil di Desa Suwatu, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah juga harus berjuang demi bisa mendapatkan sebuah pelajaran memalui media online. Mereka juga harus berburu sinyal di atas bukit sejauh tiga kilometer.
Bela Fransiska bersama teman-teman sekolahnya di Desa Suwatu begitu menikmati perjalanan menaiki bukit. Mereka berjalan kaki menaiki menusuri jalan bukit sambil membawa handphone dan buku pelajaran. Fransiska tidak sendiri dia terus didampingi Trinawati, ibunya.
Sesampai diatas bukit, anak-anak SD Negeri Suwatu ini kemudian mencari lokasi yang sejuk dan nyaman. Di bawah gardu ini mereka kemudian duduk dan masing-masing mengeluarkan handpone serta buku pelajaran.
Beberapa anak diberikan tugas untuk menghafalkan Alquran melalui ponsel. Sementara sebagian lagi mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh guru dari buku pelajaran. Satu persatu-tugas diselesaikan dan kemudian difoto untuk dikirim ke guru sekolah melalui online.
Trisnawati menjelaskankendala selama belajar di rumah adalah tidak adanya sinyal internet yang sehingga anak-anak atau warga lainnya harus berjalan menyusuri jalan perbukitan untuk berburu sinyal.