Ruang Kelas Hampir Ambruk, Siswa SDN Salenggang Terpaksa Belajar di Tenda Darurat

Sabtu, 18 Juni 2022 - 01:15 WIB
loading...
Ruang Kelas Hampir Ambruk,...
Siswa SDN Salenggang, Gunungsungging, Surade, Kabupaten Sukabumi terpaksa belajar di tenda darurat akibat ruang kelas sekolahnya rusak berat.
A A A
SUKABUMI - Puluhan siswa SDN Salenggang, Desa Gunungsungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi terpaksa belajar di tenda darurat akibat ruang kelas sekolahnya rusak berat dan hampir ambruk.

Bahkan, sebelum tenda darurat itu hadir, mereka terpaksa belajar di mushala hingga rumah. Mereka terpaksa belajar di luar kelas lantaran tidak adanya ruang kelas akibat 4 ruangan kelas dari total 7 ruangan kelas kondisinya rusak berat.

Dengan jumlah siswa kelas 1 SD hingga 6 SD sebanyak 121 siswa, praktis hanya 3 kelas dari total 7 kelas yang bisa digunakan, di antaranya hanya ruang siswa kelas 1, kelas 6, dan ruang guru.

Baca juga: Perempuan Korban Perdagangan Orang Dijemput Polisi, Dipulangkan ke Sukabumi

"Mendapati aduan tersebut, kami langsung mengirimkan bantuan tenda darurat untuk belajar siswa. Pada 9 Juni 2022 lalu, tim JQR mengantarkan tenda ukuran 12x6 untuk digunakan 2 kelas menjadi kelas darurat," kata Divisi Kelembagaan dan Kemitraan JQR, Dony Yanwar di Bandung, Jumat (17/6/2022).

Dalam penanganan, lanjut Dony, organisasi kemanusiaan bentukan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil itu menggandeng Eiger. Selain mendirikan kelas darurat, JQR juga memberikan bantuan seragam dari OneFineSky sebanyak 54 pcs.

"Kami berencana melakukan kolaborasi dengan lembaga lain untuk merenovasi sekolah-sekolah dengan kondisi yang sudah tak layak, termasuk SD Negeri Salenggang," katanya.

Selain SDN Salenggang, tambah Dony, ada 3 sekolah lain yang diberikan bantuan seragam untuk siswanya, yakni SD Negeri Ciloma, SD Negeri Pamoyanan, SD Negeri 1 Cidahu. "Kami juga berencana memberikan bantuan perahu kesehatan untuk keperluan warga di sana," kata Dony.

Sementara itu, Dedeh, guru kelas SDN Salenggang mengungkapkan bahwa ruang kelas di sekolahnya sudah lama rusak berat. "4 kelas lainnya rusak berat, atap-atap bolong dan kayu dari atap dan langit-langit sudah banyak yang jatuh ke dalam kelas," ungkapnya.

Dedeh yang mengaku sudah mengabdi selama 9 tahun bahkan mengaku, sempat hampir tertimpa balok kayu dari atap kelas yang kondisinya telah rapuh.

"Pernah kejadian hampir tertimpa balok kayu dari atap saat 2017 lalu. Semenjak itu, guru-guru mulai menonaktifkan kelas yang sudah rusak dan memindahkan pengajaran di mush@la dan rumah warga hingga saat ini," katanya.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2466 seconds (0.1#10.140)