Membangun Lumbung, Menolak Limbung di Tengah Pandemi
Kamis, 31 Desember 2020 - 16:47 WIB
Kera keras tak akan menghianati hasil, Rizki meyakini itu bersama ratusan santri milenial yang kini menembus batas kebiasaan. Keberhasilan pertanian terpadu serta terintegrasi tak hanya dikembangkan di Ponpes Fathul Ulum, langkahnya bersama santri milenial itu sudah menjadi role model di berbagai tempat lainnya di Kabupaten Jombang.
(Baca juga: 6 WNI yang Jadi ABK di Kapal Ikan RRT Dijemput Kemenlu di Perairan Batam )
Tercatat, setidaknya ada 40 KSTM yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Jombang. Replikasi KSTM tak hanya berada di pondok pesantren, tetapi juga dikembangkan sayapnya ke sektor alumni pondok pesantren yang tersebar di berbagai kampung halaman mereka.
Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 800 santri dan alumni pondok pesantren yang tergabung dan berdaya melalui program ini. Mereka kini menjadi mercusuar baru perekonomian serta membangun lumbung ekonomi di tengah pandemi.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, santri preneur akan menopang perekonomian di Jatim. Dengan pengembangan sejak dini, mereka bisa mencetak seribu produk unggulan pesantren.
(Baca juga: Tak Peduli Dialiri Listrik Tegangan Tinggi, Sindikat Maling Ini Nekat Sikat Kabel PLN )
Sejak dini, katanya, para santri sudah memperoleh skill yang bisa menjadi bekal mereka untuk berkreasi. Pihaknya juga akan fokus pada pemberdayaan alumni pesantren yang tersebar di berbagai daerah. Nantinya, para alumni pondok pesantren ini akan disinergikan dengan masyarakat. "Caranya melalui inovasi sosial berbasis digital teknologi yang menggunakan inovasi secara masif," jelasnya.
(Baca juga: 6 WNI yang Jadi ABK di Kapal Ikan RRT Dijemput Kemenlu di Perairan Batam )
Tercatat, setidaknya ada 40 KSTM yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Jombang. Replikasi KSTM tak hanya berada di pondok pesantren, tetapi juga dikembangkan sayapnya ke sektor alumni pondok pesantren yang tersebar di berbagai kampung halaman mereka.
Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 800 santri dan alumni pondok pesantren yang tergabung dan berdaya melalui program ini. Mereka kini menjadi mercusuar baru perekonomian serta membangun lumbung ekonomi di tengah pandemi.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, santri preneur akan menopang perekonomian di Jatim. Dengan pengembangan sejak dini, mereka bisa mencetak seribu produk unggulan pesantren.
(Baca juga: Tak Peduli Dialiri Listrik Tegangan Tinggi, Sindikat Maling Ini Nekat Sikat Kabel PLN )
Sejak dini, katanya, para santri sudah memperoleh skill yang bisa menjadi bekal mereka untuk berkreasi. Pihaknya juga akan fokus pada pemberdayaan alumni pesantren yang tersebar di berbagai daerah. Nantinya, para alumni pondok pesantren ini akan disinergikan dengan masyarakat. "Caranya melalui inovasi sosial berbasis digital teknologi yang menggunakan inovasi secara masif," jelasnya.
(eyt)
tulis komentar anda