Membangun Lumbung, Menolak Limbung di Tengah Pandemi

Kamis, 31 Desember 2020 - 16:47 WIB
Di ujung lahan aliran air masih terdengar riuh. Pemanfaatan air memang dikelola dengan baik tanpa harus boros dan terbuang percuma. Sistem pengelolaan air di kolam ikan bisa juga dipakai untuk menyiram tanaman, terutama di musim kemarau.

Untuk pakan ternak sapi dan kambing, lanjutnya, ia juga memanfaatkan daun dari tanaman yang berwarna hijau. Ia tak perlu mencari pakan ternak sampai ke luar area pesantren. Pengelolaan tanaman dan limbahnya bisa dimanfaatkan dengan baik. "Pupuk bisa buat sendiri dan pakan ternak juga mengolah sendiri. Ini pertanian terintegrasi," jelasnya.

Rizki juga memahami betul bagaimana cara menjaga stabilitas produksi dan penjualan yang stabil. Marketing digital dikembangkan serta pasokan produk yang tak pernah putus akan menentukan hasil akhir.

(Baca juga: Muladi Wafat, UNDIP Dibalut Duka Kehilangan Sosok Guru Besar Pakar Hukum )

Pemberdayaan pun dilakukan untuk agen penjualan. Optimalisasi koperasi pondok pesantren menjadi simpul yang dipakai dalam menata penjualan. Klaster penjualan dibagi menjadi empat bidang mulai dari produk peternakan, pertanian, perikanan , dan lingkungan.

Pasokan daging bebek, sapi, kambing, lele serta beragam sayur dan tanaman selalu disediakan. Penjualannya pun tetap menjaga sisi segar dan sehat. Perjalanan tomat, cabai, wortel, terong dan lele masih segar ketika diterima oleh warga.

Di tengah pandemi, para santri masih bisa bernafas lega dengan keberhasilan mereka menjadi petani milenial. Mereka tak lagi bergantung dari kiriman uang dari orang tua di kampung halaman. Sedikit meringankan beban orang tua santri di masa-masa sulit saat pandemi.

(Baca juga: 2 Mobil Adu Banteng di Jalur Palopo-Makassar, 2 Korban Tewas Seketika )

Para santri yang tergabung dalam KSTM bermufakat untuk membagi hasil dari penjualan. Mereka yang mengelola lahan dapat 35 persen, bagian pondok pesantren 25 persen. Pembagian lainnya diberikan pada pemodal yang mendapatkan 30 persen. Sisanya sebanyak 10 persen diberikan untuk infak dan shodaqoh.

Ketua KSTM Ponpes Fathul Ulum Hairul Ashab menuturkan, sejak dini melalui KSTM para santri diberikan bekal untuk mandiri. Melalui kemandirian itu, maka kemampuan para santri melengkapi bidang keagamaan yang diserap. " Bertani maupun beternak bisa menjadi peluang bagi para santri untuk berkembang, jadi bekal hidupnya kelak tentunya," jelasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More