10 Contoh Legenda Nusantara, dari Kisah Sangkuriang hingga Cerita Empat Raja Papua
Selasa, 03 September 2024 - 14:55 WIB
Tuah jahat Calon Arang pun menjadi kenyataan. Desa Girah diterjang banjir dari luapan Sungai Brantas. Siapapun yang terkena percikan air Sungai Brantas, ia pasti akan menderita sakit dan menemui ajalnya.
Akibat ulah Calon Arang itu, rakyat semakin menderita. Korban semakin banyak. Pagi sakit, sore meninggal. Tak ada obat yang dapat menanggulangi wabah penyakit aneh itu.
Melihat kejadian tersebut, Prabu Erlangga marah besar. Ia pun menabuh genderang perang untuk melawan dan menangkap Calon Arang. Rakyat sangat gembira mendengar bahwa Calon Arang akan ditumpas. Para prajurit yakin bahwa tugas suci itu akan menjadi bangga dan merasa yakin bahwa tugas tersebut akan berhasil berkat doa restu seluruh rakyat.
Sesampainya di Desa kediaman Calon Arang, ledakan-ledakan menggelegar di antara para prajurit Kerajaan Daha. Mereka tiba-tiba menggelepar-gelepar di tanah, tanpa penyebab yang pasti. Korban pun berjatuhan. Calon Arang mampu merobohkan lawannya dari jarak jauh, maupun tanpa senjata.
Prabu Erlangga pun mencari cara lain untuk mengalahkan calon arang. “Untuk dapat mengalahkan Calon Arang, kita harus menggunakan kasih sayang,” kata Empu Baradah dalam musyawarah kerajaan. “Kekesalan Calon Arang itu disebabkan belum ada seorang pun yang bersedia menikahi putri tunggalnya.”
Empu Baradah kemudian meminta Empu Bahula agar dapat membantu dengan tulus untuk mengalahkan Calon Arang. Empu Bahula yang masih lajang diminta bersedia memperistri Ratna Manggali. Dijelaskan, bahwa dengan memperistri Ratna Manggali, Empu Bahula dapat sekaligus memperdalam dan menyempurnakan ilmunya.
Akhirnya, rombongan Empu Bahula berangkat ke desa Girah untuk meminang Ratna Manggali. Calon Arang pun bahagia. Pernikahan antara Empu Bahula dan Ratna Manggali pun dilangsungkan. Mereka saling mencintai satu sama lain. Di sisi lain, Empu Bahula memanfaatkan suasana tersebut untuk melaksanakan tugasnya.
Empu Bahula pun bertanya kepada istrinya, apa yang menyebabkan Nyai Calon Arang begitu sakti? Ratna Manggali menjawab, bahwa kesaktian Calon Arang terletak pada Kitab Sihir yang ia gunakan.
Empu Bahula segera mencari cara dan mengatur siasat untuk dapat mencuri Kitab Sihir tersebut. Ia pun berhasil, dan kitab itu langsung diserahkan ke Empu Baradah.
Amarah Calon Arang meledak ketika mengetahui Kitab Sihir miliknya lenyap. Sementara itu, Empu Baradah mempelajari Kitab Sihir tersebut dengan tekun. Setelah berhasil, ia pun menantang Calon Arang.
Akibat ulah Calon Arang itu, rakyat semakin menderita. Korban semakin banyak. Pagi sakit, sore meninggal. Tak ada obat yang dapat menanggulangi wabah penyakit aneh itu.
Melihat kejadian tersebut, Prabu Erlangga marah besar. Ia pun menabuh genderang perang untuk melawan dan menangkap Calon Arang. Rakyat sangat gembira mendengar bahwa Calon Arang akan ditumpas. Para prajurit yakin bahwa tugas suci itu akan menjadi bangga dan merasa yakin bahwa tugas tersebut akan berhasil berkat doa restu seluruh rakyat.
Sesampainya di Desa kediaman Calon Arang, ledakan-ledakan menggelegar di antara para prajurit Kerajaan Daha. Mereka tiba-tiba menggelepar-gelepar di tanah, tanpa penyebab yang pasti. Korban pun berjatuhan. Calon Arang mampu merobohkan lawannya dari jarak jauh, maupun tanpa senjata.
Prabu Erlangga pun mencari cara lain untuk mengalahkan calon arang. “Untuk dapat mengalahkan Calon Arang, kita harus menggunakan kasih sayang,” kata Empu Baradah dalam musyawarah kerajaan. “Kekesalan Calon Arang itu disebabkan belum ada seorang pun yang bersedia menikahi putri tunggalnya.”
Empu Baradah kemudian meminta Empu Bahula agar dapat membantu dengan tulus untuk mengalahkan Calon Arang. Empu Bahula yang masih lajang diminta bersedia memperistri Ratna Manggali. Dijelaskan, bahwa dengan memperistri Ratna Manggali, Empu Bahula dapat sekaligus memperdalam dan menyempurnakan ilmunya.
Akhirnya, rombongan Empu Bahula berangkat ke desa Girah untuk meminang Ratna Manggali. Calon Arang pun bahagia. Pernikahan antara Empu Bahula dan Ratna Manggali pun dilangsungkan. Mereka saling mencintai satu sama lain. Di sisi lain, Empu Bahula memanfaatkan suasana tersebut untuk melaksanakan tugasnya.
Empu Bahula pun bertanya kepada istrinya, apa yang menyebabkan Nyai Calon Arang begitu sakti? Ratna Manggali menjawab, bahwa kesaktian Calon Arang terletak pada Kitab Sihir yang ia gunakan.
Empu Bahula segera mencari cara dan mengatur siasat untuk dapat mencuri Kitab Sihir tersebut. Ia pun berhasil, dan kitab itu langsung diserahkan ke Empu Baradah.
Amarah Calon Arang meledak ketika mengetahui Kitab Sihir miliknya lenyap. Sementara itu, Empu Baradah mempelajari Kitab Sihir tersebut dengan tekun. Setelah berhasil, ia pun menantang Calon Arang.
tulis komentar anda