Misteri Karamah KH Abbas Buntet, Berbekal Tasbih Mampu Hancurkan Pesawat Pengebom Sekutu

Minggu, 25 Juni 2023 - 09:21 WIB
Para pejuang, kiai, dan warga Nadiliyin, meyakini dari kesaksian dalam pertempuran hebat itu, KH. Abbas Buntet, mampu merontokkan pesawat tempur Sekutu. Kehadiran KH. Abbas Buntet dalam pertempuran Surabaya tersebut, ternyata juga telah dinantikan oleh Hadhratussyekh KH Hasyim Asy'ari.



Dalam laman nu.or.id disebutkan, Hadhratussyekh KH Hasyim Asy'ari sangat menantikan dan mengharapkan KH. Abbas Buntet untuk memimpin pasukan dalam pertempuran tersebut. Bahkan, KH. Abbas Buntet juga disebut sebagai singa Jawa Barat.

KH. Abbas Buntet pertama mengenal dan belajar ilmu agama Islam dari ayahnya KH Abdul Jamil, lalu di Pondok Pesantren Sukanasari, Plered, Cirebon, di bawah asuhan Kiai Nasuha. Kemudian, dia pindah ke Pesantren Salaf di Jatisari di bawah asuhan Kiai Hasan.

Merasa belum cukup menguasai ilmu agama Islam, Kiai Abbas pergi meninggalkan Jawa Barat, yang menjadi tanah kelahirannya. Dia lalu menuju sebuah pesantren di Tegal, Jawa Tengah. yang diasuh oleh Kiai Ubaidah.

Setelah menyerap ilmu agama di Tegal, dia melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren Tebuireng, di Jombang. Di sana, dia langsung mendapat pelajaran ilmu agama Islam dari KH Hasyim Asyari, tokoh kharismatik yang menjadi pendiri NU.

Di Tebuireng, Kiai Abbas mulai berkenalan dengan santri dan kiai terpandang seperti KH Abdul Wahab Chasbullah, pendiri NU yang menerima gelar Pahlawan Nasional 2014, dan KH Abdul Manaf yang turut mendirikan Pesantren Lirboyo, Kediri.



Pada tahun 1900, ketika Kiai Abbas datang ke Jombang, bersama kakak kandungnya Kiai Soleh Zamzam Benda Kerep, Kiai Abdullah Pengurangan, dan Kiai Syamsuri Wanatar, Pesantren Tebuireng banyak diganggu para penjahat yang mendapat beking Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, dan Pabrik Gula Cukir.

Dengan keahlian bela diri dan kesaktian yang dimilikinya, Kiai Abbas dapat dengan mudah melumpuhkan para penjahat tersebut. Petualangan Kiai Abbas dalam menimba ilmu agama Islam di Jawa, berakhir di Pesantren Tebuireng.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content