Kasus Keracunan di AS Melonjak Usai Trump Usul Suntik Disinfektan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kasus keracunan di Amerika Serikat (AS) dilaporkan melonjak usai Presiden Donald Trump mengusulkan agar menyuntik produk disinfektan guna membersihkan tubuh dari virus corona baru (COVID-19). Pusat-pusat kendali keracunan di empat negara bagian di AS kini sibuk merepons panggilan tentang lonjakan jumlah warga yang keracunan disinfektan.
Pada jumpa pers hari Kamis lalu, Trump dilaporkan melontarkan ide menyuntikkan disinfektan atau pun menembakkan sinar ultraviolet (UV) pada pasien COVID-19. Ide itu memicu kecaman dari para pakar kesehatan karena bisa berbahaya.
Namun, Presiden Amerika tersebut tertawa saat mengklarifikasi laporan media-media AS. Menurutnya, pernyataan itu dimaksudkan untuk menjadi pertanyaan sarkastik kepada para wartawan yang menghadiri konferensi pers Gedung Putih.
Pernyataan yang memicu kecaman para pakar itu muncul ketika presiden membahas studi terbaru Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) tentang efek sinar UV dan desinfektan pada virus di permukaan. Dia kemudian bertanya-tanya apakah sesuatu yang seperti itu dapat dilakukan di dalam tubuh orang-orang.
"Saya mengajukan pertanyaan dengan sarkastik kepada wartawan seperti Anda hanya untuk melihat apa yang akan terjadi," kata Trump di Oval Office Gedung Putih, seperti dikutip The Hill.
"Saya mengajukan pertanyaan sarkastik—dan pertanyaan yang sangat sarkastik—kepada wartawan di ruangan tentang disinfektan di bagian dalam (tubuh)," lanjut presiden.
"Tapi itu benar-benar membunuhnya, dan itu akan membunuhnya di tangan dan itu akan membuat segalanya menjadi lebih baik. Itu dilakukan dalam bentuk pertanyaan sarkastik kepada para wartawan."
Meski Presiden Trump sudah menyampaikan klarifikasi, banyak warga AS justru mengikuti gagasan berbahaya tersebut. Pihak berwenang di New York, Michigan, Maryland dan Illinois telah melaporkan peningkatan panggilan telepon ke pusat kendali keracunan mereka yang berkaitan dengan paparan produk pembersih rumah tangga pada hari-hari setelah pernyataan Trump.
Pada jumpa pers hari Kamis lalu, Trump dilaporkan melontarkan ide menyuntikkan disinfektan atau pun menembakkan sinar ultraviolet (UV) pada pasien COVID-19. Ide itu memicu kecaman dari para pakar kesehatan karena bisa berbahaya.
Namun, Presiden Amerika tersebut tertawa saat mengklarifikasi laporan media-media AS. Menurutnya, pernyataan itu dimaksudkan untuk menjadi pertanyaan sarkastik kepada para wartawan yang menghadiri konferensi pers Gedung Putih.
Pernyataan yang memicu kecaman para pakar itu muncul ketika presiden membahas studi terbaru Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) tentang efek sinar UV dan desinfektan pada virus di permukaan. Dia kemudian bertanya-tanya apakah sesuatu yang seperti itu dapat dilakukan di dalam tubuh orang-orang.
"Saya mengajukan pertanyaan dengan sarkastik kepada wartawan seperti Anda hanya untuk melihat apa yang akan terjadi," kata Trump di Oval Office Gedung Putih, seperti dikutip The Hill.
"Saya mengajukan pertanyaan sarkastik—dan pertanyaan yang sangat sarkastik—kepada wartawan di ruangan tentang disinfektan di bagian dalam (tubuh)," lanjut presiden.
"Tapi itu benar-benar membunuhnya, dan itu akan membunuhnya di tangan dan itu akan membuat segalanya menjadi lebih baik. Itu dilakukan dalam bentuk pertanyaan sarkastik kepada para wartawan."
Meski Presiden Trump sudah menyampaikan klarifikasi, banyak warga AS justru mengikuti gagasan berbahaya tersebut. Pihak berwenang di New York, Michigan, Maryland dan Illinois telah melaporkan peningkatan panggilan telepon ke pusat kendali keracunan mereka yang berkaitan dengan paparan produk pembersih rumah tangga pada hari-hari setelah pernyataan Trump.