Kasus Keracunan di AS Melonjak Usai Trump Usul Suntik Disinfektan
loading...
A
A
A
Departemen Kesehatan dan Kebersihan Mental New York City mengatakan kepada National Public Radio bahwa pusat kendali keracunan mereka menerima 30 panggilan dalam 18 jam setelah komentar Trump. Angka itu dua kali lipat dari 13 kasus yang terjadi selama periode yang sama pada tahun 2019.
Juru bicara departemen Pedro F Frisneda mengatakan 10 kasus terkait dengan paparan pemutih, sembilan terkait Lysol dan 11 kasus terkait berbagai produk pembersih rumah tangga lainnya.
Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dan Gubernur Maryland Larry Hogan pada hari Minggu mengindikasikan bahwa negara bagian yang mereka pimpin telah mencatat lonjakan panggilan yang dilakukan ke hotline darurat sejak pernyataan Trump keluar.
"Ratusan telepon masuk ke hotline darurat kami di departemen kesehatan kami menanyakan apakah itu benar untuk menelan produk pembersih Clorox atau alkohol—apakah itu akan membantu mereka melawan virus," kata Hogan kepada ABC News.
"Jadi, kita harus mengeluarkan peringatan itu untuk memastikan bahwa orang tidak melakukan sesuatu seperti itu, yang akan membunuh orang karena melakukannya," ujarnya, yang dilansir Senin (27/4/2020).
Whitmer menggemakan ucapan Hogan pada program "Sunday's This Week". "Kami telah melihat peningkatan jumlah orang yang menghubungi pusat kendali keracunan dan jadi saya pikir sangat penting bahwa setiap dari kita dengan platform agar menyebarkan informasi yang akurat secara medis," katanya.
"Saya ingin mengatakan, jangan ada yang menggunakan desinfektan—untuk dicerna guna melawan COVID-19," paparnya. "Tolong jangan lakukan itu. Jangan lakukan itu," imbuh Whitmer.
Peringatan mereka datang dua hari setelah Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois Dr Ngozi Ezike mengatakan bahwa negara bagian itu juga telah melihat lonjakan panggilan telepon ke pusat kendali keracunan Illinois terkait dengan paparan zat pembersih sejak Kamis. Pernyataan Ezike dikeluarkan pada briefing coronavirus Illinois pada hari Jumat.
"Menyuntikkan, menelan, atau menghirup pembersih rumah tangga adalah berbahaya. Tidak disarankan, dan itu bisa mematikan," kata Ezike, yang bergabung dengan ratusan pejabat kesehatan masyarakat domestik yang meminta orang untuk tidak menggunakan metode itu untuk mengobati COVID-19.
Juru bicara departemen Pedro F Frisneda mengatakan 10 kasus terkait dengan paparan pemutih, sembilan terkait Lysol dan 11 kasus terkait berbagai produk pembersih rumah tangga lainnya.
Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dan Gubernur Maryland Larry Hogan pada hari Minggu mengindikasikan bahwa negara bagian yang mereka pimpin telah mencatat lonjakan panggilan yang dilakukan ke hotline darurat sejak pernyataan Trump keluar.
"Ratusan telepon masuk ke hotline darurat kami di departemen kesehatan kami menanyakan apakah itu benar untuk menelan produk pembersih Clorox atau alkohol—apakah itu akan membantu mereka melawan virus," kata Hogan kepada ABC News.
"Jadi, kita harus mengeluarkan peringatan itu untuk memastikan bahwa orang tidak melakukan sesuatu seperti itu, yang akan membunuh orang karena melakukannya," ujarnya, yang dilansir Senin (27/4/2020).
Whitmer menggemakan ucapan Hogan pada program "Sunday's This Week". "Kami telah melihat peningkatan jumlah orang yang menghubungi pusat kendali keracunan dan jadi saya pikir sangat penting bahwa setiap dari kita dengan platform agar menyebarkan informasi yang akurat secara medis," katanya.
"Saya ingin mengatakan, jangan ada yang menggunakan desinfektan—untuk dicerna guna melawan COVID-19," paparnya. "Tolong jangan lakukan itu. Jangan lakukan itu," imbuh Whitmer.
Peringatan mereka datang dua hari setelah Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat Illinois Dr Ngozi Ezike mengatakan bahwa negara bagian itu juga telah melihat lonjakan panggilan telepon ke pusat kendali keracunan Illinois terkait dengan paparan zat pembersih sejak Kamis. Pernyataan Ezike dikeluarkan pada briefing coronavirus Illinois pada hari Jumat.
"Menyuntikkan, menelan, atau menghirup pembersih rumah tangga adalah berbahaya. Tidak disarankan, dan itu bisa mematikan," kata Ezike, yang bergabung dengan ratusan pejabat kesehatan masyarakat domestik yang meminta orang untuk tidak menggunakan metode itu untuk mengobati COVID-19.