8 Tempat Lokalisasi dan Prostistusi yang Melegenda

Sabtu, 04 Juli 2020 - 11:43 WIB
loading...
A A A
Pada 2007, saat Kota Bandung dipimpin Wali Kota Dada Rosada, Saritem ditutup. Namun aktivitas transaksi seksual di lokasi tersebut masih berlangsung dan marak.

Karena itu, pada 2015, Pemkot Bandung dan Polrestabes Bandung kembali melakukan penutupan lokalisasi paksa tersebut dengan razia besar-besar. Ratusan PSK dan pria hidung belang diamankan dari Saritem.

Berdasarkan pantauan, "surga" para hidung belang itu terlihat sepi. Di depan gerbang Jalan Kebon Tangkil, akses masuk area lokalisasi tertua di Kota Bandung tersebut, terpasang plang nama Pondok Pesantren Daarut Taubah.

Ponpes ini sengaja didirikan di tengah eks lokalasasi Saritem dengan maksud dan tujuan menghilangkan imej negatif kawasan itu sebagai tempat transaksi seksual antara pria hidung belang dan pekerja seks komersial (PSK).

Di depan gebang masuk Saritem, tampak tukang tambal ban mangkal. Terlihat pula pak ogah siaga membantu pengendara keluar masuk jalan tersebut.

Tak tampak lagi perempuan-perempuan muda dengan dandanan menor dan wewangian yang menusuk hidung. Saritem kini menjadi kampung biasa padat penduduk.

Warga sekitar mengaku, Saritem tak seramai dulu. Kini warga Saritem mmenjalani hidup "normal". Namun tak dipungkiri masih ada yang menyewakan kamar-kamar atau tempat untuk transksi seksual.

4.Sunan Kuning
Semenjak ditutup pada Oktober 2019 lalu, sudah tidak ada lagi praktik prostitusi di lingkungan Sunan Kuning atau Kampung Argorejo, Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Sekarang kampung tersebut jadi tempat kuliner. Bahkan sebelum pandemi COVID-19, Pemkot Semarang kerap menggelar kegiatan di kampung tersebut.
8 Tempat Lokalisasi dan Prostistusi yang Melegenda

Sebelum ditutup, nama lokalisasi Sunan Kuning sangat tenar. Praktik prostituasi ditempat tersebut buka sejak pagi hingga malam. Bahkan pengunjungnya dari berbagai daerah. Mereka sengaja datang untuk menikmati surga dunia mulai karaoke, minuman keras hingga layanan seks yang dijajakan di kompleks lokalisasi tersebut.

Namun kini, tempat tersebut telah berubah menjadi kawasan bisnis. Sejumlah pemilik usaha hiburan malam di tempat tersebut juga sudah beralih profesi, seperti berdagang. Pemkot Semarang pun berupaya keras untuk merubah pandangan masyarakat terhadap eks lokalisasi Sunan Kuning dan menghidupkan kembali perekonomian di kawasan tersebut.

Ketua RW 4 Argorejo, Kelurahan Kalibanteng Kulon Suwandi mengatakan, kehidupan di eks lokalisasi Sunan Kuning sudah berubah total. Sudah tidak ada lagi prostitusi dan gemerlap dunia malam. "Dulu warga saya tiarap karena SK (sunan kuning) ditutup. Kini mereka sudah bergerak untuk menata kehidupan yang lebih baik," ujarnya.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1648 seconds (0.1#10.140)