Geram dengan Praktik Prostitusi, Warga Muarojambi Bakar Warung Remang-Remang di Jalan Lintas KM 57
loading...

Sejumlah pondok yang disinyalir sebagai tempat lokasi prostitusi atau warung remang-remang di pinggir Jalan Lintas KM 57, Jambi-Suko Awin Jaya, Kabupaten Muarojambi, Jambi dibakar warga. FOTO/IST
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pondok yang disinyalir sebagai tempat lokasi prostitusi atau warung remang-remang di pinggir Jalan Lintas KM 57, Jambi-Suko Awin Jaya, Kabupaten Muarojambi, Jambi dibakar warga. Mereka tidak menginginkan daerahnya terdapat praktik prostitusi.
Salah seorang warga, Sari mengaku bahwa tempat ini yang diduga adalah warung remang-remang.
"Keberadaannya sudah cukup lama dan sudah meresahkan warga," katanya, Selasa (17/2/2025).
Kasi Humas Polres Muarojambi, Iptu Saalluddin mengatakan, aksi ini adalah sponitas dari warga yang sudah meresahkan warga.
"Ini aksi spontanitas dari warga Desa Suko Awin Jaya, Kecamatan Sekernan, terhadap pondok-pondok yang diduga sebagai tempat protitusi," ungkapnya.
Menurut dia, sebelumnya telah dilakukan kesepakatan bahwa antara Pemerintah Desa Suko Awin Jaya dan para pemilik pondok-pondok yang melakukan dugaan praktek prostitusi tidak akan melakukan prostitusi lagi.
Namun upaya tersebut tidak juga membuahkan hasil. Setelah di cek ulang oleh petugas, ternyata ada pondok milik Suryono, Sidik Tarigan, Mamek dan Supangat masih juga nekat melakukan kegiatan prostitusi.
"Karena masih nekat, jadi warga menjadi marah dan secara spontanitas membakar pondok yang terbuat dari papan dan triplek tersebut," ujarnya.
Salah seorang warga, Sari mengaku bahwa tempat ini yang diduga adalah warung remang-remang.
"Keberadaannya sudah cukup lama dan sudah meresahkan warga," katanya, Selasa (17/2/2025).
Kasi Humas Polres Muarojambi, Iptu Saalluddin mengatakan, aksi ini adalah sponitas dari warga yang sudah meresahkan warga.
"Ini aksi spontanitas dari warga Desa Suko Awin Jaya, Kecamatan Sekernan, terhadap pondok-pondok yang diduga sebagai tempat protitusi," ungkapnya.
Menurut dia, sebelumnya telah dilakukan kesepakatan bahwa antara Pemerintah Desa Suko Awin Jaya dan para pemilik pondok-pondok yang melakukan dugaan praktek prostitusi tidak akan melakukan prostitusi lagi.
Namun upaya tersebut tidak juga membuahkan hasil. Setelah di cek ulang oleh petugas, ternyata ada pondok milik Suryono, Sidik Tarigan, Mamek dan Supangat masih juga nekat melakukan kegiatan prostitusi.
"Karena masih nekat, jadi warga menjadi marah dan secara spontanitas membakar pondok yang terbuat dari papan dan triplek tersebut," ujarnya.