Kisah Misteri Ahmad di Depan Nama Bung Karno
loading...
A
A
A
Meski memiliki kedekatan dengan pemimpin Arab Saudi, posisi Bung Karno dalam menunaikan ibadah haji tak ada bedanya dengan jamaah lain.
Ia juga menempati tenda sederhana seperti halnya para jamaah lain saat menunaikan wukuf di Padang Arafah. Kelaziman selama beribadah itu membuat Bung Karno semakin menghayati ibadah hajinya.
Pemakaian dua lembar kain ihram selama beribadah haji disadari Bung Karno sebagai momentum dilepasnya pangkat, jabatan, status sosial, politik maupun ekonomi yang sebelumnya melekat pada diri manusia. Saat itu semua manusia adalah sama.
Satu-satunya keberuntungan Bung Karno saat berhaji, kata dokter Soeharto adalah diperkenankannya berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di area Masjid Nabawi, Madinah.
Bung Karno mendapatkan fasilitas itu dari pemerintah Arab Saudi. Dokter Soeharto merupakan dokter pribadi Bung Karno yang ikut dalam rombongan haji Presiden Indonesia.
“Raja Arab begitu menghormati Bung Karno,” kata dokter Soeharto seperti dikutip dari “Soekarno Poenja Tjerita, Yang Unik dan Tak Terungkap Dari Sejarah Soekarno”.
Selepas menunaikan ibadah haji itu, di depan nama Soekarno tiba-tiba muncul tambahan nama Ahmad.
Ahmad Soekarno. Ahmad atau yang biasa dieja Achmad, Ahmed, atau Achmed, mengandung makna “terpuji”. Menariknya, nama Ahmad Soekarno yang merujuk pada Bung Karno itu, begitu terkenal di Timur Tengah.
Sebuah jalan menuju pusat kota dan pusat kebudayaan di Tahrir Square, Mesir bernama Ahmed Soekarno ST. Di Maroko, salah satu jalan di wilayah ibukotanya, Rabat bernama Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno. Jalan itu kemudian diubah menjadi Rue Soekarno.
Munculnya nama Ahmad di depan nama Soekarno bahkan sampai menarik perhatian Steven Drakeley, seorang dosen senior Asian and International Studies School of Humanities and Languages di University of Western Sydney.
Ia juga menempati tenda sederhana seperti halnya para jamaah lain saat menunaikan wukuf di Padang Arafah. Kelaziman selama beribadah itu membuat Bung Karno semakin menghayati ibadah hajinya.
Pemakaian dua lembar kain ihram selama beribadah haji disadari Bung Karno sebagai momentum dilepasnya pangkat, jabatan, status sosial, politik maupun ekonomi yang sebelumnya melekat pada diri manusia. Saat itu semua manusia adalah sama.
Satu-satunya keberuntungan Bung Karno saat berhaji, kata dokter Soeharto adalah diperkenankannya berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di area Masjid Nabawi, Madinah.
Bung Karno mendapatkan fasilitas itu dari pemerintah Arab Saudi. Dokter Soeharto merupakan dokter pribadi Bung Karno yang ikut dalam rombongan haji Presiden Indonesia.
“Raja Arab begitu menghormati Bung Karno,” kata dokter Soeharto seperti dikutip dari “Soekarno Poenja Tjerita, Yang Unik dan Tak Terungkap Dari Sejarah Soekarno”.
Selepas menunaikan ibadah haji itu, di depan nama Soekarno tiba-tiba muncul tambahan nama Ahmad.
Ahmad Soekarno. Ahmad atau yang biasa dieja Achmad, Ahmed, atau Achmed, mengandung makna “terpuji”. Menariknya, nama Ahmad Soekarno yang merujuk pada Bung Karno itu, begitu terkenal di Timur Tengah.
Sebuah jalan menuju pusat kota dan pusat kebudayaan di Tahrir Square, Mesir bernama Ahmed Soekarno ST. Di Maroko, salah satu jalan di wilayah ibukotanya, Rabat bernama Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno. Jalan itu kemudian diubah menjadi Rue Soekarno.
Munculnya nama Ahmad di depan nama Soekarno bahkan sampai menarik perhatian Steven Drakeley, seorang dosen senior Asian and International Studies School of Humanities and Languages di University of Western Sydney.