Warga Roomo Gresik Demo Kepala Desa
loading...
A
A
A
GRESIK - Puluhan warga Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Gresik mendemo kepala desa. Dalam aksi di balai desa warga menuntut transparansi anggaran bantuan langsung tunai (BLT).
Seorang warga, M Hidayat, menyatakan, aksi sebagai bentuk temuan ketimpangan di desa. Terutama mengenai angaran dana desa maupun yang bersumber dari dana CSR perusahaan.
"Harus usut tuntas ketimpangan anggaran di Desa Roomo. Segera ganti kades karena melakukan penyalahugaan," kata dia, Rabu (24/6/2020). (Baca juga: Lagi Gegara BLT, Warga Hutadame Mandailing Blokade Jalinsum )
Hidayat menyebutkan, penerima bantuan BLT COVID-19 dinilai tidak merata. Banyak warga yang seharusnya tidak berhak mendapatkan bantuan, malah menerima BLT.
Dalam aksi tersebut, Hidayat juga menyampaikan 11 tuntutan kepada pemerintah Desa Roomo. Salah satunya, dana CSR dari PT Smelting Gresik sebesar Rp130 juta dimasukkan ke rekening desa.
Usai berorasi, sempat terjadi ketegangan antara warga. Diduga antara warga yang mendukung pemerintah dengan massa aksi. Ketegangan itu berhasil diredam aparat TNI, Polri dan Satpol PP. Kegiatan itu langsung dibubarkan. Sebab, unjukrasa itu disinyalir tidak mengantongi izin.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Roomo, Rusdiyanto, mengaku menghargai aspirasi warganya. Namun, dia menyayangkan aksi itu tidak ada pemberitahuan sebelumnya. "Ya tidak apa-apa kan menyampaikan aspirasi. Cuma sayangnya tidak ada izinnya," kata Rusdiyanto.
Seorang warga, M Hidayat, menyatakan, aksi sebagai bentuk temuan ketimpangan di desa. Terutama mengenai angaran dana desa maupun yang bersumber dari dana CSR perusahaan.
"Harus usut tuntas ketimpangan anggaran di Desa Roomo. Segera ganti kades karena melakukan penyalahugaan," kata dia, Rabu (24/6/2020). (Baca juga: Lagi Gegara BLT, Warga Hutadame Mandailing Blokade Jalinsum )
Hidayat menyebutkan, penerima bantuan BLT COVID-19 dinilai tidak merata. Banyak warga yang seharusnya tidak berhak mendapatkan bantuan, malah menerima BLT.
Dalam aksi tersebut, Hidayat juga menyampaikan 11 tuntutan kepada pemerintah Desa Roomo. Salah satunya, dana CSR dari PT Smelting Gresik sebesar Rp130 juta dimasukkan ke rekening desa.
Usai berorasi, sempat terjadi ketegangan antara warga. Diduga antara warga yang mendukung pemerintah dengan massa aksi. Ketegangan itu berhasil diredam aparat TNI, Polri dan Satpol PP. Kegiatan itu langsung dibubarkan. Sebab, unjukrasa itu disinyalir tidak mengantongi izin.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Roomo, Rusdiyanto, mengaku menghargai aspirasi warganya. Namun, dia menyayangkan aksi itu tidak ada pemberitahuan sebelumnya. "Ya tidak apa-apa kan menyampaikan aspirasi. Cuma sayangnya tidak ada izinnya," kata Rusdiyanto.
(nth)