Petilasan Laskar Pangeran Diponegoro Ditumbuhi Pohon Blondo Berusia Ratusan Tahun
loading...
A
A
A
Di area tersebut juga terdapat Selo Tirto Manik yang sumber airnya tidak pernah surut. Dulunya Pangeran Diponegoro dan Johar Manik ingin mencari sumber air bersih yang mancur untuk berwudhu.
“Dari cerita eyang (embah) dengan kemampuan yang dimilikinya, maka sebuah tongkat kayu ditancapkan di batu hingga berlubang dan mengeluarkan air. Hingga sekarang airnya masih mengalir deras,” ujarnya.
Setelah Johar Manik meninggal, jasadnya dimakamkan di pemakaman Tanggulayu Nanggulan tidak jauh dari Blondo.
Johar Manik meninggal karena ditikam tombak pada jantungnya oleh pasukan londo ireng (Belanda hitam) sebutan kaum pribumi yang bergabung dengan Belanda.
"Kemudian oleh anak buahnya jenazah Johar Manik dikebumikan di makam Tanggulayu, Nanggulan tidak jauh dari Blondo,” katanya.
Sementara Lurah Kutowinangun Kidul, Titin Eka Novia mengatakan jejak-jejak sejarah Johar Manik dan pasukan Pangeran Diponegoro saat ini sedang dikaji untuk dikembangkan menjadi wisata sejarah dan religi.
"Ada beberapa makam pejuang juga yang terhubung secara historis, jadi ini bisa menjadi laboratorium sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro di Salatiga," jelasnya.
Titin berusaha maksimal agar potensi wisata sejarah ini bisa terangkat dan menjadi daya tarik wisata tersendiri untuk Kelurahan Kutowinangun Kidul dan Kota Salatiga pada umumnya.
"Kami sudah melakukan paparan kepada stakeholder terkait sejarah Johar Manik di wilayah Blondo. Kami berharap ada tindaklanjutnya. Karena banyak potensi yang bisa dikembangkan, seperti kesenian, juga Pasar Sudiran yang nantinya bisa menjadi magnet wisata yang unik dan bisa menumbuhkan UMKM," pungkasnya.
“Dari cerita eyang (embah) dengan kemampuan yang dimilikinya, maka sebuah tongkat kayu ditancapkan di batu hingga berlubang dan mengeluarkan air. Hingga sekarang airnya masih mengalir deras,” ujarnya.
Setelah Johar Manik meninggal, jasadnya dimakamkan di pemakaman Tanggulayu Nanggulan tidak jauh dari Blondo.
Johar Manik meninggal karena ditikam tombak pada jantungnya oleh pasukan londo ireng (Belanda hitam) sebutan kaum pribumi yang bergabung dengan Belanda.
"Kemudian oleh anak buahnya jenazah Johar Manik dikebumikan di makam Tanggulayu, Nanggulan tidak jauh dari Blondo,” katanya.
Sementara Lurah Kutowinangun Kidul, Titin Eka Novia mengatakan jejak-jejak sejarah Johar Manik dan pasukan Pangeran Diponegoro saat ini sedang dikaji untuk dikembangkan menjadi wisata sejarah dan religi.
"Ada beberapa makam pejuang juga yang terhubung secara historis, jadi ini bisa menjadi laboratorium sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro di Salatiga," jelasnya.
Titin berusaha maksimal agar potensi wisata sejarah ini bisa terangkat dan menjadi daya tarik wisata tersendiri untuk Kelurahan Kutowinangun Kidul dan Kota Salatiga pada umumnya.
"Kami sudah melakukan paparan kepada stakeholder terkait sejarah Johar Manik di wilayah Blondo. Kami berharap ada tindaklanjutnya. Karena banyak potensi yang bisa dikembangkan, seperti kesenian, juga Pasar Sudiran yang nantinya bisa menjadi magnet wisata yang unik dan bisa menumbuhkan UMKM," pungkasnya.