Kisah Pilu Siswi SD di Samarinda Diusir Guru Gara-gara Tidak Punya HP untuk Belajar Online
loading...
A
A
A
"Saya bilang, ini anak mau sekolah. Biar dulu Bu belajar. Wali kelasnya bilang, iya bisa. Tapi Musda tidak naik kelas. Itu Wali Kelasnya bilang. Saat itu saya tanyalah Musda, maukah dek sekolah tapi tidak naik kelas. Anak ini mau kok," tambahnya.
Kedua kali Mamat harus kembali meninggalkan Musda di sekolah untuk mengikuti ujian.
Setelah pukul 10.00 WITA, ujian pun selesai dan Musda pulang kerumah. Saat sampai di rumah, Musda kembali menangis. Meskipun ia berhasil kembali mengikuti ujian di kelasnya.
"Pas abang pulang, aku ditarik sama bapak Taufik, itu guru olah ragaku. Aku takut bang, sakit tanganku di bawa ke atas. Baru pas aku duduk, guruku bilang aku geram sama Musda sambil kepal-kepal tangannya," tangis Musda.
Mendengar kisah Musda, Mamat semakin tak tahan, dan bercerita kebeberapa rekan donaturnya untuk mencarikan anak asuhnya itu solusi yang baik, agar Musda tetap dapat bersekolah.
"Saya kabarin donatur saya, yang kebetulan salah satu donatur saya juga bagian dari awak media. Mendengar kisah adik Musda ini, siapa sih yang tidak geram. Apa lagi ini anak piatu loh. Dia diperlakukan begitu oleh pendidiknya," imbuhnya.
Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Kaltim atau TRCPPA Menerima informasi tentang Musda. Melalui awak media, Rina Zainun bersama tim mendatangi sekolah tersebut.
Kedatangan Rina bersama awak media, mendapat respon yang kurang baik dari pihak guru di sekolah tersebut. Meski begitu, pihak sekolah tetap mempersilahkan Rina untuk masuk dan menjelaskan maksud dan tujuan mereka.
Saat menerangkan itu, pihak guru dan wali kelas Musda mengelak disebut mengusir Musda dari ruangan.
Kedua kali Mamat harus kembali meninggalkan Musda di sekolah untuk mengikuti ujian.
Setelah pukul 10.00 WITA, ujian pun selesai dan Musda pulang kerumah. Saat sampai di rumah, Musda kembali menangis. Meskipun ia berhasil kembali mengikuti ujian di kelasnya.
"Pas abang pulang, aku ditarik sama bapak Taufik, itu guru olah ragaku. Aku takut bang, sakit tanganku di bawa ke atas. Baru pas aku duduk, guruku bilang aku geram sama Musda sambil kepal-kepal tangannya," tangis Musda.
Mendengar kisah Musda, Mamat semakin tak tahan, dan bercerita kebeberapa rekan donaturnya untuk mencarikan anak asuhnya itu solusi yang baik, agar Musda tetap dapat bersekolah.
"Saya kabarin donatur saya, yang kebetulan salah satu donatur saya juga bagian dari awak media. Mendengar kisah adik Musda ini, siapa sih yang tidak geram. Apa lagi ini anak piatu loh. Dia diperlakukan begitu oleh pendidiknya," imbuhnya.
Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Kaltim atau TRCPPA Menerima informasi tentang Musda. Melalui awak media, Rina Zainun bersama tim mendatangi sekolah tersebut.
Kedatangan Rina bersama awak media, mendapat respon yang kurang baik dari pihak guru di sekolah tersebut. Meski begitu, pihak sekolah tetap mempersilahkan Rina untuk masuk dan menjelaskan maksud dan tujuan mereka.
Saat menerangkan itu, pihak guru dan wali kelas Musda mengelak disebut mengusir Musda dari ruangan.