Gugus Tugas Jabar Evaluasi Pelaksanaan PSBM di 6 Kelurahan, Ini Hasilnya

Rabu, 17 Juni 2020 - 07:00 WIB
loading...
Gugus Tugas Jabar Evaluasi Pelaksanaan PSBM di 6 Kelurahan, Ini Hasilnya
Wakil Sekretaris dan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Berli Hamdani (tengah) membacakan hasil pelaksanaan PSBM di 6 desa/kelurahan yang menjadi pilot project PSBM di Jabar, Rabu (10/6/2020). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Saras
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat melalui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar melakukan evaluasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) di sejumlah desa/kelurahan berstatus kritis COVID-19 di Provinsi Jabar.

Melalui PSBM, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar fokus melokalisasi dan melacak kontak (contact tracing) pasien terkonfirmasi positif di desa berstatus kritis COVID-19 sebagai upaya pengendalian penyebaran COVID-19. (BACA JUGA: Tembus 40 Orang, Penambahan Pasien Positif di Jabar Bertambah Signifikan )

Penanganan berskala mikro tersebut dilakukan melalui isolasi intensif selama 14 hari. Desa/kelurahan menjadi fokus Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar untuk melokalisasi pasien positif beserta kontak tracing-nya. Pelacakan yang komprehensif pun disertai dengan pembatasan aktivitas, peningkatan pelayanan kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan. (BACA JUGA: Belum Ada Zona Hijau di Jabar, Gubernur Tak Izinkan Sekolah Dibuka )

Wakil Sekretaris dan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Berli Hamdani mengatakan, sebagai pilot project, pihaknya sudah melaksanakan PSBM di enam desa/kelurahan di Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Subang, Kota Tasikmalaya, Cimahi, dan Bogor. (BACA JUGA: Telah 6 Minggu Reproduksi COVID-19 di Jabar di Bawah Angka 1 )

"Enam daerah (desa/kelurahan) ini merupakan piloting untuk pelaksanaan PSBM," kata Berli dalam konferensi pers yang digelar secara virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (10/6/2020).

Menurut Berli, pelaksanaan PSBM di enam kelurahan tersebut didahului dengan update tracing dan sosialisasi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan swab test. Selain itu, didirikan pula dapur umum dan distribusi alat kesehatan bagi warga yang menjalani isolasi.

Berli memaparkan, di Kabupaten Bandung Barat, PSBM diberlakukan di Desa Tanimulya dmana tahap update tracing dan sosialisasi digelar pada 1 Juni 2020 lalu serta pelaksanaan swab test terhadap 291 orang pada 2 Juni 2020. Sedangkan pengumuman hasil swab test dilaksanakan pada 6 Juni 2020 lalu.

Berdasarkan hasil swab test tersebut, kata Berli, sebanyak 286 orang dinyatakan negatif, 0 positif, dan 4 tidak ada sample. Sedangkan jarak kontak antara ke-291 orang dengan pasien terkonfirmadi positif sudah lebih dari 14 hari.

"Dengan mempertimbangkan hasil tersebut, maka PSBM di Desa Tanimulya dinyatakan selesai dan tidak perlu dilakukan pemantauan masa isolasi, termasuk swab test kedua," ujar Berli.

Selanjutnya, PSBM di Kabupaten Bandung dilaksanakan di Desa Margaasih dan Rahayu dimana update trading dan sosialisasi dilakukan pada 1 Juni 2020 lalu.

Pelaksanaan swab test pertama dilakukan terhadap 51 warga Desa Margaasih dan 21 warga Desa Rahayu. Sementara hasil swab test diumumkan pada 6 Juni 2020 lalu.

"Dengan pertimbangan hasil swab test dimana diperoleh hasil bahwa 71 orang negatif, 0 positif, dan 1 invalid, maka PSBM di Margaasih dan sebagian Rahayu dinyatakan selesai dan tidak diperlukan pemantauan masa isolasi dan swab test yang kedua. Selanjutnya, menunggu hasil swab test kedua untuk 29 warga Desa Rahayu (lainnya)," tutur dia.

Di Kabupaten Subang, PSBM dilaksanakan di Desa Kasomalang Kulon dimana update tracing dan sosialiasi digelar pada 1 Juni 2020 lalu dan swab test terhadap 97 orang warga desa tersebut dilaksanakan 2 Juni 2020 lalu. Sedangkan hasil swab test diumumkan 6 Juni 2020 lalu.

Berdasarkan hasil swab test, 93 orang dinyatakan negatif, 2 orang positif, dan 2 orang invalid. Sedangkan jarak kontak antara 93 orang tersebut dengan kasus positif kurang dari 14 hari.

Maka, kata Berli, PSBM di Desa Kasomalang Kulon dilanjutkan hingga 15 Juni 2020 dan swab test kedua dilaksanakan pada 15 Juni 2020. "Berdasarkan pengajuan pihak desa didukung gugus tugas setempat, maka kedua orang suspect positif saat ini dirawat di RSUD setempat dan belum dinyatakan sembuh," katanya.

Selanjutnya, PSBM di Kota Tasikmalaya dilaksanakan di Kelurahan Cipedes yang diawali update tracing dan sosialisasi pada 1 Juni 2020 lalu serta pelaksanaan swab test pada 2 Juni 2020 terhadap 83 orang. Sedangkan hasil swab test diumumkan 6 Juni 2020 lalu.

"Hasilnya, 83 orang dinyatakan negatif, 0 positif, serta jarak kontak 83 warga dengan pasien positif sudan lebih dari 14 hari. Maka, PSBM di Kelurahan Cipedes dinyatakan selesai dan tidak diperlukan pemantauan masa isolasi dan swab test kedua," ungkap Berli.

Di Kota Cimahi, PSBM dilaksanakan di Kelurahan Karang Mekar yang diawali update tracing dan sosialiasi pada 4 Juni 2010 lalu serta swab test terhadap 177 orang warga desa tersebut 5 Juni 2020 lalu. Sedangkan hasil swab test diumumkan pada 6 Juni 2020 lalu.

Berdasarkan hasil swab test, sebanyak 175 orang dinyatakan negatif dan dua orang positif serta jarak kontak antara 175 orang dengan kasus terkonfirmasi positif sebelumnya kurang dari 14 hari. Dengan pertimbangan tersebut, PSBM di Kelurahan Karang Mekar dilanjutkan untuk 32 orang atau 10 kepala keluarga (KK) yang kontak erat dengan dua orang yang dinyatakan positif baru itu.

"Sedangkan dua suspect positif akan dikarantina di rumah sakit setempat. Pemantauan masa isolasi akan dilanjutkan sampai 18 Juni 2020 dan swab test kedua pada 18 Juni 2020," terangnya.

Terakhir, di Kota Bogor, PSBM dilaksanakan di Kelurahan Cilendek Barat dan Kelurahan Loji yang diawali update tracing dan sosialisasi pada 5 Juni 2020 lalu. Pelaksanaan swab test di Kelurahan Cilendek Barat dilakukan terhadap 80 orang pada 6 Juni 2020 lalu dan di Kelurahan Loji 35 orang pada 8 Juni 2020 lalu.

"PSBM di Kota Bogor (hingga kini) masih dalam kajian. Selain Kota Bogor, kami juga tambahkan Kota Depok yang juga masih dalam kajian sebagai piloting PSBM," tandas dia.

Sebelumnya diberitakan, Provinsi Jabar kini fokus menangani COVID-19 di tingkat desa/kelurahan. Penanganan COVID-19 skala mikro lewat karantina lokal tersebut diharapkan dapat melokalisasi penyebaran COVID-19.

Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Jabar sendiri tersebar di 267 desa/kelurahan dari total lebih dari 5.312 desa. 54 desa di antaranya berstatus kritis COVID-19 karena memiliki pasien positif COVID-19 lebih dari 6 orang.

Selain memiliki jumlah pasien positif COVID-19 lebih dari 6 orang, penetapan status desa/kelurahan juga didasarkan pada kajian ilmiah. Penetapan status juga menjadi landasan penanganan COVID-19 skala mikro dimana kewenangan penuhnya berada di tangan pemerintah kabupaten/kota.
(awd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1317 seconds (0.1#10.140)