Rayakan Dies Natalis ke-39, FEB Unisma Gelar Business Online Talk
loading...
A
A
A
MALANG - Merayakan dies natalis di tengah pandemi COVID-19, tidak menyurutkan langkah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) untuk terus membangun tradisi intelektual.
(Baca juga: Bahas Nasib Liga 1 dan Liga 2 2020, PSSI Bertemu PT LIB )
Di tengah keterbatasan untuk berkumpul dan beraktivitas, FEB Unisma tetap menciptakan iklim akademis dengan menggelar Business Online Talk, untuk memperingati dies natalis ke-39 tahun.
Kali ini, Business Online Talk FEB Unisma menghadirkan Wakil Sekjen Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional, Muhammad Andy Zaki sebagai narasumber. Acara yang digelar secara daring ini, sangat diminati akademisi, mahasiswa dan praktisi bisnis yang berasal dari seluruh Indonesia, melalui berbagai media baik Zoom, Youtube maupun Facebook.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana mengatakan, kebijakan social distancing maupun physical distancing yang ditetapkan pemerintah, untuk memutus rantai penularan COVID-19, secara tidak langsung telah mengubah tatanan perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam berinteraksi.
"Saat ini, pemerintah juga mulai mengajak masyarakat memasuki masa transisi normal baru. Tata hidup baru ini sebagai penyikapan terhadap pandemi COVID-19, yang sudah mengubah gaya hidup masyarakat dalam bersosialisasi, menjalankan aktivitas bisnis, berdagang atau jual beli, kesehatan, hingga aktivitas perekonomian secara keseluruhan menjadi gaya hidup baru yang berwujud virtual," tuturnya.
Normal baru dalam menghadapi pandemi COVID-19, menurut Diana akan mengubah tren sosial, lingkungan hingga bisnis di kalangan masyarakat. Transaksi bisnis menjadi berbeda. Konsumen yang berbelanja secara fisik berkurang, berubah menjadi porsi digital yang lebih besar. Kondisi ini, memaksa masyarakat untk mempercepat transformasi digital.
Menurutnya, normal baru juga memunculkan beragam peluang bisnis baru. Hal ini menjadi lampu kuning bagi para pebisnis baik di dunia global maupun di Indonesia, untuk berpikir kritis dalam menganalisa trend yang akan terjadi di masa yang akan datang.
"Sebagaimana dirilis Managing Director ADA (Analytic Data Advertising) Indonesia, terjadi kenaikan digital bisnis secara signifikan selama masa pandemi COVID-19. Berbagai aplikasi untuk pertemuan online diandalkan oleh pelaku bisnis, akademisi, pemerintah guna mengurangi penularan COVID-19. Hal ini berimbas pada meningkatnya industri logistik, jasa kesehatan, jasa pengiriman maupun jasa komunikasi berbasis digital," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, hasil survei terhadap 502 pemilik usaha kecil di Amerika Serikat (AS) seperti dirilis Nevada Business The Decision Maker Magazine (28 Mei 2020) menunjukkan teknologi digital mampu memberdayakan bisnis UKM di masa pandemi COVID-19.
(Baca juga: Bahas Nasib Liga 1 dan Liga 2 2020, PSSI Bertemu PT LIB )
Di tengah keterbatasan untuk berkumpul dan beraktivitas, FEB Unisma tetap menciptakan iklim akademis dengan menggelar Business Online Talk, untuk memperingati dies natalis ke-39 tahun.
Kali ini, Business Online Talk FEB Unisma menghadirkan Wakil Sekjen Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional, Muhammad Andy Zaki sebagai narasumber. Acara yang digelar secara daring ini, sangat diminati akademisi, mahasiswa dan praktisi bisnis yang berasal dari seluruh Indonesia, melalui berbagai media baik Zoom, Youtube maupun Facebook.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana mengatakan, kebijakan social distancing maupun physical distancing yang ditetapkan pemerintah, untuk memutus rantai penularan COVID-19, secara tidak langsung telah mengubah tatanan perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam berinteraksi.
"Saat ini, pemerintah juga mulai mengajak masyarakat memasuki masa transisi normal baru. Tata hidup baru ini sebagai penyikapan terhadap pandemi COVID-19, yang sudah mengubah gaya hidup masyarakat dalam bersosialisasi, menjalankan aktivitas bisnis, berdagang atau jual beli, kesehatan, hingga aktivitas perekonomian secara keseluruhan menjadi gaya hidup baru yang berwujud virtual," tuturnya.
Normal baru dalam menghadapi pandemi COVID-19, menurut Diana akan mengubah tren sosial, lingkungan hingga bisnis di kalangan masyarakat. Transaksi bisnis menjadi berbeda. Konsumen yang berbelanja secara fisik berkurang, berubah menjadi porsi digital yang lebih besar. Kondisi ini, memaksa masyarakat untk mempercepat transformasi digital.
Menurutnya, normal baru juga memunculkan beragam peluang bisnis baru. Hal ini menjadi lampu kuning bagi para pebisnis baik di dunia global maupun di Indonesia, untuk berpikir kritis dalam menganalisa trend yang akan terjadi di masa yang akan datang.
"Sebagaimana dirilis Managing Director ADA (Analytic Data Advertising) Indonesia, terjadi kenaikan digital bisnis secara signifikan selama masa pandemi COVID-19. Berbagai aplikasi untuk pertemuan online diandalkan oleh pelaku bisnis, akademisi, pemerintah guna mengurangi penularan COVID-19. Hal ini berimbas pada meningkatnya industri logistik, jasa kesehatan, jasa pengiriman maupun jasa komunikasi berbasis digital," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, hasil survei terhadap 502 pemilik usaha kecil di Amerika Serikat (AS) seperti dirilis Nevada Business The Decision Maker Magazine (28 Mei 2020) menunjukkan teknologi digital mampu memberdayakan bisnis UKM di masa pandemi COVID-19.