Rayakan Dies Natalis ke-39, FEB Unisma Gelar Business Online Talk
loading...
A
A
A
"Selama krisis COVID-19 sebanyak 76% small business lebih mengandalkan teknologi digital daripada sebelum masa pandemi. Platform yang sering digunakan seperti Instagram, YouTube, Google Ads dan analytics, pasar online Amazon, Shopify, dan eBay," imbuhnya.
(Baca juga: Ini Saran Dokter Cantik Reisa untuk Penggunaan Masker Kain )
Muhammad Andy Zaky dalam paparannya menyampaikan, Indonesia memiliki potensi tinggi dalam ekonomi digital. Hasil survei menunjukkan dari jumlah total penduduk sebesar 264.161.600 jiwa, sebanyak 64,8 adalah pengguna penetrasi internet dengan kepemilikan terhadap jumlah notebook sebanyak 25,72 %, dan smartphone atau table ownership sebanyak 50,08 %.
"Data ini menunjukkan potensi bagi ekonomi digital Indonesia, dimana dengan adanya dukungan penggunaan sarana prasarana tersebut diharapkan mampu menggerakkan roda pertemubuhan ekonomi dari sisi ekonomi digital," tuturnya.
Dia juga menambahkan, pada tahun 2020 diproyeksiakan transaksi digital ekonomi Indonesia bernilai Rp1,758 triliun yang berasal dari pertumbuhan GDP untuk apps dan game developer industri senilai 8,06%, yang menujukkan potensi baik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Banyak faktor yan mendukung perlunya transformasi digital diantaanya CEO, CTO dan wabah pandemi COVID-19. Saat ini yang lagi current isu adalah pandemi COVID-19 sebagai salah satu sebab perlunya transformasi digital di perusahaan maupun institusi pemerintah," terangnya.
Pandemi COVID-19, menurutnya telah mengubah tindakan kesehatan dimana orang-orang atau konsumen hanya mau bertransaksi ekonomi yang aman. Hal ini mengakibatkan terjadi perubahan perilaku dari satu orang ke orang lainnya termasuk interaksi bisnis.
(Baca juga: Ini Saran Dokter Cantik Reisa untuk Penggunaan Masker Kain )
Muhammad Andy Zaky dalam paparannya menyampaikan, Indonesia memiliki potensi tinggi dalam ekonomi digital. Hasil survei menunjukkan dari jumlah total penduduk sebesar 264.161.600 jiwa, sebanyak 64,8 adalah pengguna penetrasi internet dengan kepemilikan terhadap jumlah notebook sebanyak 25,72 %, dan smartphone atau table ownership sebanyak 50,08 %.
"Data ini menunjukkan potensi bagi ekonomi digital Indonesia, dimana dengan adanya dukungan penggunaan sarana prasarana tersebut diharapkan mampu menggerakkan roda pertemubuhan ekonomi dari sisi ekonomi digital," tuturnya.
Dia juga menambahkan, pada tahun 2020 diproyeksiakan transaksi digital ekonomi Indonesia bernilai Rp1,758 triliun yang berasal dari pertumbuhan GDP untuk apps dan game developer industri senilai 8,06%, yang menujukkan potensi baik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Banyak faktor yan mendukung perlunya transformasi digital diantaanya CEO, CTO dan wabah pandemi COVID-19. Saat ini yang lagi current isu adalah pandemi COVID-19 sebagai salah satu sebab perlunya transformasi digital di perusahaan maupun institusi pemerintah," terangnya.
Pandemi COVID-19, menurutnya telah mengubah tindakan kesehatan dimana orang-orang atau konsumen hanya mau bertransaksi ekonomi yang aman. Hal ini mengakibatkan terjadi perubahan perilaku dari satu orang ke orang lainnya termasuk interaksi bisnis.
(eyt)